Banjir 2017 dan 2018, Indeks Bencana Kota Tegal Alami Peningkatan
BPBD Kota Tegal telah melakukan pemetaan ke wilayah yang disebut berpotensi rawan bencana banjir dan rob. Hasilnya, 9 kelurahan rawan banjir, dan 3 rawan dilanda rob.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal Andri Yudi Setiawan melaporkan potensi bencana di Kota Tegal mengalami peningkatan, dari status rendah menjadi sedang. Andri Yudi mengatakan, peningkatan ini terjadi setelah adanya banjir besar pada tahun 2017 dan 2018.
"Banjir pada 2017 dan 2018 membuat indeks bencana di Kota Tegal mengalami peningkatan dari rendah ke sedang," kata Yudi dalam keterangan resminya, Kamis (12/11).
BPBD Kota Tegal telah melakukan pemetaan ke wilayah yang disebut berpotensi rawan bencana banjir dan rob. Hasilnya, 9 kelurahan rawan banjir, dan 3 rawan dilanda rob.
Yudi mengatakan, wilayah yang terkena dampak paling parah saat banjir tahun 2017 dan 2018 adalah Kecamatan Margadana.
Sebab, tujuh dari sembilan kelurahan berada di Kecamatan Margadana, yakni Kelurahan Kaligangsa, Krandon, Cabawan, Margadana, Sumurpanggang Pesurungan Kidul dan Kelurahan Kalinyamat Kulon.
Sementara itu, dua kelurahan berada di Kecamatan Tegal Timur yakni Kelurahan Mintaragen dan Kelurahan Panggung
"Oleh sebab itu, kami akan mengantisipasi terjadinya banjir serupa di wilayah Marganda," kata dia.
Tidak hanya menjadi kelurahan yang rawan banjir akibat luapan sungai, beberapa kelurahan tersebut juga rentan tergenang rob akibat dampak dari fenomena La Nina.
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa pihaknya berencana mendirikan 3 posko di daerah-daerah rawan bencana sebagai upaya dari kesiapsiagaan.
"Posko didirikan di Kecamatan Margadana, Tegal Timur dan Tegal Barat. Sedangkan di Tegal Selatan karena relatif cukup aman maka tidak ada posko," kata Yudi.
(mdk/eko)