Banyak Salah Input Data, Fadli Zon Ragukan Hasil Real Count KPU
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengaku ragu dengan hasil penghitungan suara nyata atau real count sementara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyatakan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 55,39 persen dari Prabowo-Sandi yang hanya mendapatkan 44,61 persen.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengaku ragu dengan hasil penghitungan suara nyata atau real count sementara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyatakan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 55,39 persen dari Prabowo-Sandi yang hanya mendapatkan 44,61 persen. Sebab, kata dia, KPU tidak melakukan penghitungan secara manual berjenjang.
"Saya masih meragukan karena sekarang sistemnya berjenjang dong. Manual berjenjang. Coba diumumkan manual berjenjang karena yang dihitung kan manual berjenjang itu kan tidak dipakai. Ya kan," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4).
-
Siapa yang mengklaim telah meretas situs KPU? Pelaku kejahatan siber dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan mendapatkan data DPT dari situs tersebut.
-
Data apa yang bocor dari situs KPU? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, data yang bocor dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan data DPT.
-
Bagaimana KPU mengawasi jalannya pemilihan? Sebagai penyelenggara, KPU bertugas untuk mengawasi jalannya pemilihan agar sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Mereka harus memastikan bahwa semua proses pemilihan dilakukan secara adil dan transparan, serta menangani pelanggaran yang mungkin terjadi.
-
Bagaimana Anies-Cak Imin menuju ke KPU? Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Saat itu, mereka menggunakan mobil Jeep untuk menuju ke KPU RI, Jakarta.
-
Kapan Anies-Cak Imin mendaftar ke KPU? Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Apa yang didemo Mayjen Purn Sunarko di KPU? Soenarko menjelaskan, tuntutan yang akan disuarakan adalah mendesak agar KPU tidak mengumumkan hasil pemilu yang dianggapnya curang. Soenarko pun berharap, aksinya nanti bisa menjadi pengingat bagi penyelenggara pemilu.
Fadli menuturkan, berdasarkan Undang-Undang penghitungan suara harus dilakukan secara manual dan berjenjang. Cara itu, lanjutnya, belum dilakukan oleh KPU.
"Undang-undang mengatakan yang dipakai adalah sistem manual jadi Situng (sistem informasi penghitungan suara) itu tidak dipakai. Apalagi situngnya kaya begitu. Udah jelas-jelas salah dan kesalahannya cukup fatal banyak kok. Input datanya salah, rumusnya bisa salah," ungkapnya.
Karena itu Fadli tidak mau ambil pusing dengan hasil penghitungan tersebut. Dia menilai hasil semacam itu bisa dibuat sendiri oleh mahasiswa.
"Jadi kalau mau kita bikin 90 lawan 10 juga bisa gampang itu. Saya kira anak mahasiswa juga bisa mengerjakan itu," ucapnya.
Diketahui, perolehan suara Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo ( Jokowi)- Ma'ruf Amin masih memimpin atas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Ini berdasarkan hasil real count sementara Komisi Pemilihan Umum hingga Rabu (24/4) pagi.
Sampai pukul 06.15 WIB, data yang masuk mencapai 218.247 dari 813.350 TPS atau sekitar 26,8 persen.
Jokowi-Ma'ruf mengantongi suara 22.754.893 atau sebesar 55,39 persen. Sementara Prabowo-Sandi memperoleh suara 18.326.164 atau 44,61 persen.
(mdk/bal)