BBM naik, Deddy Mizwar ngaku Jabar belum kena gejolak
"Saya lihat ini belum ada gejolak besar karena kenaikannya juga tidak signifikan. Hanya Rp 500," kata Demiz.
Pemerintah pusat kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi per Jumat 27 Maret 2015. Atas kenaikan tersebut belum ada gejolak yang berdampak pada komoditas lainnya di Jawa Barat.
Hal itu dipastikan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar saat ditemui usai Acara Penyerahan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tahun 2014 ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Jawa Barat, di Bandung, Senin (30/3).
"Kemarin-kan waktu naik dan turun terasa besar gejolaknya. Dari Rp 8.500 menjadi Rp 6.000 sekian. Itu signifikan. Itu rapat dan dua hari juga bisa diselesaikan. Saya lihat ini belum ada gejolak besar karena kenaikannya juga tidak signifikan. Hanya Rp 500," katanya.
Sejauh ini tarif angkutan umum juga belum terpengaruh dampak harga BBM yang fluktuatif. Itu diketahui Demiz usai menanyakan langsung ke Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat.
"Laporan dari Dishub juga belum ada (kenaikan), jadi belum ada pembahasan.
Biasa kanya kalau ada gejolak langsung dibahas. Ini belum kan," ungkapnya.
Dia menyebut, untuk mengantisipasi adanya kenaikan komoditas dan kenaikan tarif angkutan umum yang seenaknya, operasi bakal dilakukan Pemprov Jabar.
"Operasi pasar bakal dilakukan. Tapi kan tinjauannya di angkutan dulu. Kalau bergejolak, pasti ada kenaikan. Jadi sekarang belum ada gejolak," terangnya.
Pemerintah kembali menaikkan harga BBM Subsidi untuk wilayah luar Pulau Jawa, Madura, dan Bali masing-masing sebesar Rp 500 per liter dari harga lama. Harga solar naik menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp 6.400 per liter. Harga premium RON 88 naik menjadi Rp 7.300 per liter dari harga Rp 6.800 per liter.
Adapun untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali, harga BBM jenis premium naik menjadi Rp 7.400 per liter dari harga awal Rp 6.900 per liter. Harga solar di Jawa, Madura, Bali sama dengan yang ditetapkan di luar Jawa, Madura, Bali, yaitu Rp 6.900 per liter.