Beda Soekarno dan aktivis mahasiswa zaman sekarang
Mahasiswa sekarang hobi memblokir jalan, rel kereta dan bakar ban. Mengganggu pengguna jalan lain.
Mahasiswa Universitas Indonesia mendampingi para pedagang kaki lima menolak penggusuran. Puncak aksinya, mereka memblokir rel di stasiun Pondok Cina, Depok. Jadwal KRL pun terganggu. Ribuan pengguna KRL Jakarta-Bogor yang tak bisa pulang pun memaki aksi para mahasiswa ini.
Para mahasiswa ini mengaku memperjuangkan rakyat kecil, para pedagang yang digusur. Tapi aksi mereka malah menyengsarakan rakyat yang lain. Ribuan pengguna KRL ekonomi pun tentunya bukan warga berada.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Di mana rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu berada? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Siapa yang melahirkan dan membesarkan Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai. Sadar betapa besarnya jasa sang ibu, Bung Karno selalu menghormati perempuan yang melahirkan dan membesarkannya itu.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
Mahasiswa memang selalu penuh semangat. Menjadi aktivis dan merasa memperjuangkan kebenaran selalu menarik untuk mahasiswa. Dulu Presiden Pertama RI Soekarno juga berjuang untuk kemerdekaan rakyatnya sejak masih kuliah di Technische Hogeschool Bandung (kini ITB).
Tapi perjuangan Soekarno semasa kuliah tentu berbeda dengan aktivis zaman sekarang. Soekarno tak pernah menyakiti rakyat, dia selalu berada di tengah rakyat kecil. Menanyakan kondisi rakyat sehingga tahu apa yang dibutuhkan rakyatnya.
Saat kuliah pula Soekarno pertama kali berpidato di depan ribuan orang. Pidato-pidato Soekarno membakar semangat rakyat. Polisi rahasia Belanda pun mulai mengikuti semua gerak-gerik Soekarno. Setiap ada Soekarno, maka ribuan rakyat akan mendengarkannya dengan penuh kekaguman.
Kesibukan berorganisasi dan berpolitik membuat kuliah Soekarno terbengkalai. Kepala Technische Hogeschool Profesor Klopper pun memanggilnya. Dia memberikan wejangan yang membuat Soekarno sadar agar tidak melalaikan kuliah. Klopper tahu jika tak dibiarkan Soekarno akan larut dalam aktivitas politiknya dan tak akan bisa lulus dari sekolah teknik.
"Engkau harus menekuni kuliahmu. Aku tidak keberatan jika seorang pemuda mempunyai cita-cita politik, tetapi harus diingat yang pertama dan yang paling utama engkau harus memenuhi kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Engkau harus berjanji mulai hari ini tidak terlibat dalam gerakan politik," kata Kloper seperti dikisahkan Soekarno dalam biografi yang ditulis Cindy Adams.
Maka Soekarno pun berjanji menghentikan aktivitas politiknya sementara waktu. Dia juga berjanji untuk tidak berpidato di depan massa yang akan membuat dirinya berurusan dengan polisi.
"Ya profesor. Anda dapat memegang janjiku," kata Soekarno.
Maka Soekarno menepati janjinya. Dia diwisuda tanggal 25 Mei 1926 dengan gelar Ingenieur. Saat itu dari ratusan siswa, hanya ada dua lulusan inlander.
Ketika lulus, lagi-lagi Klopper memberi wejangan pada Soekarno yang diingatnya seumur hidupnya.
"Ir Soekarno, ijazah ini suatu saat dapat robek dan hancur menjadi abu. Dia tidak abadi. Ingatlah, bahwa satu-satunya yang abadi adalah karakter dari seseorang. Kenangan terhadap karakter itu akan tetap hidup sekalipun dia mati."
Soekarno telah lulus, tak ada yang kewajiban yang menghalanginya untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Maka pengalaman semasa mahasiswa kelak sangat berpengaruh pada pembentukan karakter sang putra fajar yang mengantar Indonesia ke gerbang kemerdekaan.
(mdk/ian)