Begini cara Bandara AMAA Madinah sambut jemaah haji
Jemaah haji baik dari Indonesia atau pun dari negara-negara lain mendapatkan perlakuan khusus
Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah kian sibuk sejak datangnya para jemaah haji dari Indonesia dan negara-negara lain. Khusus Indonesia, setiap hari belasan kloter mendarat di bandara tersebut sejak 9 Agustus lalu. Bandara ini hingga 23 Agustus besok masih melayani kedatangan jemaah haji Indonesia.
Para jemaah haji yang mendarat di Bandara AMAA Madinah biasanya melalui 3 pintu kedatangan, yakni kedatangan internasional, terminal haji, dan satu lagi pintu 'zero', kami menyebutnya. Saat keluar pintu kedatangan, para jemaah langsung disambut oleh para petugas haji Indonesia daerah kerja bandara yang tergabung dalam PPIH Arab Saudi 2016.
Khusus hari-hari tertentu saja, jemaah haji baik dari Indonesia atau pun dari negara-negara lain mendapatkan perlakuan khusus. Sebuah penyambutan 'dramatis' dilakukan oleh pihak bandara. Sebuah karpet merah panjang dibentangkan, untuk dilewati para jemaah haji. Alunan lagu 'Thalaal badru alaina' terus mengalun mengantarkan para jemaah melewati karpet merah.
Tak jauh dari pintu keluar, dibuatlah replika masjid, dan ada semacam panggung yang dilewati oleh para jemaah haji. Di sana para jemaah disambut oleh beberapa pria Arab memakai jubah plus sorban khas Arab Saudi. Membawa satu baki berisi bunga, para pria-pria Arab tersebut menaburi bunga ke jemaah haji. Sebagian lainnya membagi-bagikan makanan kecil. Ada pula yang memberikan semprotan minyak wangi, sebagai ucapan selamat datang kepada para jemaah haji.
Tak lupa alunan lagu 'Thalaal badru alaina' terus mengalun mengantarkan para jemaah melewati karpet merah. Lagu ini mengingatkan kita pada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, tepatnya saat penyambutan kaum Ansor Madinah (dahulu bernama Yatsrib) terhadap kaum Muhajirin ditandai dengan lagu-lagu nasyid, yang kini familiar di telinga kita itu.
"Thola'al badru alayna min tsaniyyatil wadda'i. Wajabasy-syukru alayna ma da'a lillahi da'i." Yang artinya, "Telah muncul bulan purnama dari Tsaniyatil Wadai', kami wajib bersyukur selama ada yang menyeru kepada Tuhan. Wahai yang diutus kepada kami. Engkau telah membawa sesuatu yang harus kami taati." Sejak saat itulah kota Yatsrib namanya ditetapkan menjadi Kota Madinah dan kaum Muhajirin menetap di sana.
Senin, 16 Agustus lalu, saya sempat mengabadikan momen ini. Rasanya seperti di Indonesia saja, lantaran alunan thalaal badru alaina, yang memang familiar di Indonesia terus dikumandangkan.
Bandara AMAA Madinah ini dipakai untuk melayani seluruh jemaah haji gelombang pertama. Kloter terakhir mendarat di Bandara AMAA Madinah rencananya pada Selasa, 23 Agustus 2016 depan yaitu kloter BDJ 14 dengan penerbangan dari Saudi Arabia Airlines, SV 5901 tiba pukul 12.25 WAS dengan jumlah jemaah 300 orang termasuk petugas kloter.
Sementara untuk gelombang dua, semua jemaah haji akan mendarat melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Kloter pertama mendarat pada hari Selasa 23 Agustus 2016 yaitu Kloter SOC 35 dengan penerbangan Garuda Indonesia, tiba pukul 09.40 WAS dengan jumlah jemaah 360 orang termasuk petugas kloter.
Bandara AMAA Madinah ini masih tergolong baru, diresmikan satu tahun lalu dengan luas total mencapai 4 juta meter persegi. Diresmikan pada 2 Juli 2015, seluruh pengelolaannya dioperasikan pihak swasta. Untuk mencapai bandara ini, dibutuhkan waktu tempuh kurang lebih 30 menit hingga 40 menit saja dari kawasan Markaziyah dekat Masjid Nabawi.