Begini upaya Polri pukul mundur napi teroris di Mako Brimob
Penyerbuan tersebut diklaim Wiranto masih sesuai standar operasi prosedur (SOP) tingkat internasional dalam menanggulangi aksi terorisme.
Menkopolhukam Wiranto menjelaskan upaya yang dilakukan petugas dalam memukul mundur narapidana terorisme di rumah tahanan Salemba cabang Kelapa Dua yang berada di Mako Brimob, Depok. Rencana petugas yakni melucuti senjata yang dipegang para napi dengan menyerang dan mengisolasi mereka.
"Dengan koordinasi yang kita lakukan, maka direncakan serbuan untuk melucuti, melumpuhkan para terorisme yang lokasinya telah kita isolasi. Kita kepung," ujar Wiranto dalam jumpa pers di Mako Brimob, Kelapa Dua, Kamis (10/5).
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Mengapa Brimob dibentuk? Adanya tuntutan dari dalam dan luar negeri yang terus menekan membuat pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi serta dapat berperan sebagai tenaga tempur.
-
Bagaimana Brimob dan TNI menghadapi serangan dari KKB di video tersebut? Dalam video tersebut, terlihat beberapa anggota TNI dan Polri sedang menembak ke KKB Papua dengan posisi tiarap.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Apa tugas utama dari Korps Brimob? Sesuai dengan aturan yang berlaku, Korps Brimob tak lain berfungsi untuk menanggulangi ancaman Kamtibmas dengan intensitas tinggi.
-
Kapan kemacetan horor itu terjadi? Kemacetan di Puncak terjadi sejak siang hingga tengah malam, pada Minggu 15 September 2024.
Penyerbuan tersebut diklaim Wiranto masih sesuai standar operasi prosedur (SOP) tingkat internasional dalam menanggulangi aksi terorisme.
"Sesuai SOP internasional, sebelum menindak, kita memberikan ultimatum bukan negosiasi. Bahwa kita akan mengambil serbuan. Mereka harus menyerah atau menerima serbuan kita. Ultimatum tentu dengan batas waktu tertentu dimana mereka harus menjawab," ungkapnya.
Serbuan tersebut, lanjut Wiranto, akhirnya membuat para napi menyerah.
"Maka sebelum fajar mereka menyerah tanpa syarat. Tidak ada negoisiasi, kita meminta mereka keluar satu per satu," tegasnya.
Wiranto mengungkap dari 156 napi, satu diantaranya tewas. Sedangkan, 145 orang menyerahkan diri.
"Yang 10 orang tidak menyerah, maka aparat melakukan serbuan yang direncanakan di lokasi mereka," tandasnya.
Hadir dalam jumpa pers tersebutPanglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala BIN Komjen Budi Gunawan, Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
(mdk/rhm)