BNPB Ungkap Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat
“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata Abdul
Alih fungsi hutan memperparah dampak bencana tanah longsor di Bandung Barat
- BNPB Siapkan Bantuan Korban Banjir Bandang Ternate: Rumah Rusak Berat Rp60 Juta, Ringan Rp15 Juta
- BNPB Ungkap Potensi Bahaya Bencana Banjir Lahar Dingin Gunung Ibu: 13 Lokasi Ini Diminta Waspada
- Curah Hujan Tinggi, BNPB Minta Masyarakat Waspadi Potensi Banjir dan Tanah Longsong
- Korban Banjir Bandang Grobogan dan Demak Dapat Bantuan dari BUMN Semen, Ini Detail Isinya
BNPB Ungkap Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan alih fungsi hutan memperparah dampak bencana tanah longsor di Cipongkor dan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan berdasarkan citra satelit dan visualisasi pesawat tanpa awak (drone) terlihat beberapa area hutan di bagian atas perbukitan Cibenda, Cipongkor telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian dan persawahan.
Selanjutnya, vegetasi hutan rimbun yang ada pada sisi Barat Daya dan Timur Laut perbukitan Cibenda juga tampak telah ditanami tanaman hortikultura.
“Sehingga karena perubahan itu mengakibatkan hilangnya vegetasi yang berperan penting dalam menjaga stabilitas tanah. Saat dilanda hujan tanah menjadi longsor dan menimbun pemukiman penduduk yang tepat di bawah bukit,” ujar Abdul, di Jakarta, Kamis (28/3).
Abdul menekankan bahwa alih fungsi hutan untuk lahan pertanian bukan berarti dilarang sepenuhnya, tapi harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan disertai rekayasa teknis untuk mencegah terjadinya bencana.
Sementara, dari analisa yang dilakukan BNPB diketahui persawahan di kawasan terdampak longsor itu menerapkan sistem terasering tradisional untuk mencegah erosi atau pengikisan tanah.
Hal demikian sebagaimana umumnya lahan persawahan di kawasan perbukitan yang dapat ditemukan di wilayah Indonesia lainnya.
“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman, atau harus ada rekayasa engginering secara alami atau buatan sehingga melindungi ketika terjadi intensitas hujan tinggi,” ujar Abdul, dilansir dari Antara.
Sementara itu, berdasarkan data laporan Pusdalops BNPB diketahui bencana longsor telah merusak sebanyak 30 unit rumah penduduk di Desa Cibenda, 28 unit di antaranya mengalami rusak berat nyaris rata dengan tanah. Termasuk juga merusak dua unit tempat Ibadah dan dua unit sarana pendidikan.
Kemudian, untuk lokasi bencana di Rongga, sebanyak 71 unit rumah rusak berat, enam rusak sedang dan 142 unit rusak ringan, lalu ada 45 unit rumah lainnya yang terancam bencana susulan dan masih dalam pantauan tim tanggap darurat Bandung Barat.
Setidaknya hingga Kamis pagi jumlah korban yang dihimpun ada sebanyak 1.610 orang warga mengungsi ke tempat pengungsian yang disiapkan, masing-masing 527 orang jiwa warga di Cipongkor, dan 1.083 jiwa warga di Rongga.
Sebanyak 10 orang warga dinyatakan hilang dalam pencarian, dan empat di antaranya ditemukan meninggal dunia setelah tertimbun material longsor yang berkedalaman hingga 30 meter oleh tim SAR gabungan.