BOR di Palembang Tertinggi Selama Pandemi, Ledakan Kasus Covid-19 Mengintai
"BOR sudah di atas 70 persen artinya sudah mengkhawatirkan," ungkap Fauziah.
Tingkat keterisian tempat tidur atau Bad Occupancy Ratio (BOR) di Palembang mencapai angka tertinggi selama pandemi Covid-19 di angka 76 persen. Ledakan kasus virus corona terus mengintai dan diperlukan kesiapan tenaga medis.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Palembang Fauziah mengungkapkan, terdapat 18 rumah sakit rujukan yang melayani pasien Covid-19 kategori sedang dan berat. Tempat tidur yang disiapkan sebanyak 1.075 dan sudah terisi 76 persen.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"BOR sudah di atas 70 persen artinya sudah mengkhawatirkan," ungkap Fauziah, Rabu (7/7).
Jika BOR terus meningkat, kata dia, tidak menutup kemungkinan setiap rumah sakit menambah tempat tidur bagi pasien corona. Apalagi saat ini kasus harian Covid-19 di Sumsel semakin tinggi, di atas 200 kasus per hari bahkan kemarin mencapai rekor tertinggi di angka 255 kasus.
"Perlu segera ditangani agar tidak terjadi lonjakan kasus yang signifikan," kata dia.
Sementara itu, epidemiolog Universitas Sriwijaya Palembang Iche Andriyani Liberty mengaku sangat mengkhawatirkan penyebaran virus corona di Palembang dan Sumsel pada umumnya. Kekhawatiran tidak hanya mengenai kekurangan tempat tidur, melainkan kemungkinan tenaga kesehatan kewalahan menghadapi banyaknya pasien yang dirawat.
"Menambah BOR atau tempat tidur sangat mudah dilakukan. Tapi bagaimana jika lonjakan kasus meningkat, apakah tenaga dokter, perawat, dan tempat tidur ICU di Sumsel siap. Ini yang harus menjadi perhatian," ujarnya.
Menurut dia, ketersediaan tempat tidur dan kesiapan tenaga medis harus seimbang. Hal ini untuk mencegah terjadinya penolakan pasien Covid-19 oleh rumah sakit yang berdampak semakin buruk.
"Secara kuantitas tempat tidur ICU kita akan kewalahan, di atas 70 persen saja sudah berbahaya. Takutnya saat pasien datang dalam keadaan berat, rumah sakit tidak siap dan pasien datang mengantre seperti di Jawa," kata dia.
Dia menilai kasus Covid-19 di Sumsel bakal terus meningkat dengan berbagai indikasi yang mulai terlihat. Seperti bertambahnya dua daerah zona merah, Lahat dan Musi Banyuasin, yang menambah daftar status zona merah menjadi empat daerah.
Ledakan kasus Covid-19 di Sumsel perlu diantisipasi sejak dini terutama di kabupaten dan kota di luar Palembang. Sebab, banyak kasus konfirmasi positif di daerah tidak dilanjutkan dengan proses tracing sehingga menyebabkan penularan yang tak terkendali.
"Palembang banyak kasus karena dekat dengan faskes, tracing dilakukan. Daerah lain jangan sampai diam, ini bisa menjadi fenomena gunung es," kata dia.
Bagi masyarakat yang menjalani isolasi mandiri, dia meminta untuk disiplin protokol kesehatan dan menjaga masyarakat sekitar. Mereka harus tinggal di rumah atau tempat isolasi mandiri sampai sembuh agar virus tidak menular ke orang lain.
"Isoman jangan kemana-mana, lonjakan kasus ini karena mobilitas masyarakat yang tinggi," pungkasnya.
Baca juga:
Satgas: Sumut Bebas dari Zona Merah Covid-19
Resmi Jabat Ketum Kadin, Arsjad Rasjid Kebut Program Pengadaan Tabung Oksigen
Anggota Komisi IX Desak Pemerintah Segera Bayar Tunggakan ke RS Tangani Covid
Polisi Buka Jalur Prioritas buat Nakes & Logistik di Titik Penyekatan PPKM Darurat
Rahmat Effendi Sebut Kasus Covid-19 di Bekasi Mulai Turun
AHY: Mampukah Negara Ini Menyelamatkan Rakyatnya dari Covid-19?