Bu Yul Kelaparan dan Meninggal, Pemerintah Diingatkan Rakyat Punya Hak Pangan
Kasus kelaparan warga Serang, Banten, Yuli menjadi alarm pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Setelah tiga hari diberitakan kelaparan, Yuli meninggal dunia Senin (20/4). Belum diketahui penyebab kematian wanita yang akrab disapa Bu Yul tersebut.
Kasus kelaparan warga Serang, Banten, Yuli menjadi alarm pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Setelah tiga hari diberitakan kelaparan, Yuli meninggal dunia Senin (20/4). Belum diketahui penyebab kematian wanita yang akrab disapa Bu Yul tersebut.
Terkait hal ini, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik menegaskan, kejadian ibu Yuli harus menjadi pembelajaran. Pemerintah harus serius melindungi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
-
Kapan kejadian ibu hamil marah di KRL terjadi? Peristiwa itu terjadi pada 16 September 2023
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Siapa Halimah Agustina Kamil? Halimah Agustina Kamil, Sorot Elegan dalam Lingkaran Keluarga Cendana, Mantan Istri Putra Ketiga Soeharto, Bambang Trihatmodjo.
-
Siapa istri Epy Kusnandar? Epy Kusnandar adalah seorang aktor senior yang telah berperan dalam berbagai film dan sinetron yang dikenal oleh masyarakat. Dia memiliki seorang istri yang cantik bernama Karina Ranau.
-
Siapa yang merekam ibu hamil tersebut di KRL? Sebuah video viral diunggah oleh akun TikTok @rismasf10 terkait peristiwa di gerbong wanita KRL jurusan Tanah Abang-Rangkas.
-
Apa profesi ibu dari Pratama Arhan? Arhan adalah putra dari seorang ibu yang berprofesi sebagai tukang sayur keliling.
"Meski baru satu kasus yang termuat, tapi ini jadi alarm bagi pemerintah untuk memaksimalkan seluruh kemampuannya. Termasuk memenuhi, hak-hak warga atas kesehatan, ekonomi, pekerjaan dan pangan," ujar Taufan saat dihubungi merdeka.com, Selasa (21/4).
Menurutnya, untuk mengatasi pandemi Covid-19 saat ini, Pemerintah bagaimanapun caranya harus melindungi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) bahkan yang di luar negeri untuk perlindungan dari wabah virus corona. Karena itu adalah kewajiban yang semestinya dipenuhi negara.
"Ke depan kondisi akan makin sulit, maka kita desak pemerintah untuk fokus ke masalah ini. Lupakan dulu pembangunan infrastruktur, ibu kota baru, fokus lah pada penanganan Covid-19 dan seluruh dampak ikutannya," imbuhnya.
Sementara itu, dia mengatakan peran pemerintah sangat penting dan banyak hal yang harus dikerjakan untuk melindungi masyarakat.
"Pertama adalah pangan yang cukup, pastikan sembako bagi warga dan juga insentif kepada tenaga kerja. Terlebih sektor informal, mereka banyak yang dirumahkan bahkan terkena PHK atau hingga tidak bisa bekerja lagi," tuturnya.
Kisah Bu Yul
Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten sempat ramai diberitakan tidak makan dua hari dan hanya minum air galon karena imbas dari sulitnya perekonomian di tengah pandemi corona dikabarkan meninggal dunia, Senin (20/4).
Camat Serang, Tb. Yassin membenarkan kabar tersebut. Dia mengatakan, Yuli dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WIB. "Infonya saya dari Pak Lurah, melalui telepon. Saya setengah empat ke lokasi (rumah almarhum)," ujarnya.
Yasin mengaku belum tahu pasti penyebab meninggalnya salah satu warga Kota Serang tersebut. Namun dia mendapatkan informasi, Yuli meninggal saat akan dibawa menuju Puskesmas Singandaru.
Diduga Serangan Jantung
Sementara itu, Juru bicara gugus tugas Covid 19 Kota Serang W Hari Pamungkas mengatakan penyebab meninggalnya Yuli karena diduga serangan jantung, bukan kelaparan.
"Visum resmi besok akan disampaikan, saya pastikan bukan terkait sama Covid, bukan karena kelaparan, tapi karena serangan jantung. Yang bersangkutan dapat pertanyaan berat dari orang sekelilingnya. Visum resmi akan disampaikan Puskesmas besok, tapi saya tanya dokternya diduga jantung," katanya, Senin, (20/04).
Hari mengungkapkan, dari laporan yang diterima pihaknya dari pemerintah setempat, almarhum berasal dari keluarga yang mampu dan bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
"Kesehariannya dari laporan aparat wilayah setempat berasal dari keluarga mampu semuanya, artinya untuk beli rokok sama nasi tuh masih sanggup," ujarnya.
Hari mengatakan bahwa keluarga almarhum masuk dalam status Jaring Pengaman Sosial (JPS) Kota Serang dan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang sudah memberikan bantuan sembako pada tanggal 18 April 2020, Sebagai bentuk pertanggungjawaban.
"Bantuan telah diberikan dan setelah dicek termasuk dalam pendataan JPS. Artinya dalam sisi tanggungjawab pemerintah Kami gerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan itu," katanya.
Minum Air Galon Isi Ulang
Sebelumnya, Ibu Yuli kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan selama dua hari, Yuli dan keempat anaknya tidak bisa makan. Untuk menahan rasa laparnya, ia bersama keluarganya hanya minum air galon isi ulang.
"Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," katanya saat ditemui, Jumat (17/4).
Ia mengaku sempat mengadu kepada Rukun Tetangga (RT) setempat untuk meminta bantuan sembako. Namun pihak aparatur pemerintah tersebut menyatakan belum menerima ada bantuan.
"Saya sudah datang ke RT. Katanya enggak bisa dapat bantuan," ungkapnya.
Untuk menyambung hidup, sang suami kerap mencari barang bekas, yang bisa membawa uang ke rumah kisaran Rp25-Rp30 ribu.
"Lumayan saja, satu hari kadang dapat Rp25-30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit," ujarnya.
Sebelum ada virus Corona, kehidupan Yuli terbantu oleh anak sulung yang telah bekerja. Saat ini, harapan itu musnah lantaran anaknya sudah tidak bekerja karena dirumahkan pihak perusahaan.
"Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan," tuturnya.
(mdk/rnd)