Budiman Sudjatmiko: Wiji Thukul seorang seniman, bukan pembuat bom!
Dia menilai pernyataan Ndoro Kakung memiliki dampak yang besar bagi keluar Wiji Thukul.
Mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) Budiman Sudjatmiko angkat bicara soal isu Wiji Thukul terlibat dalam kemerdekaan Timor Leste, bahkan terlibat dalam pembuatan bom. Anggota DPR dari PDIP ini membantah rekannya di PRD dulu itu adalah seorang perakit bom.
"Saya tidak tahu ada salah tafsir apa sehingga Wiji Thukul dianggap sebagai pembuat bom untuk Timor Leste yang kemudian terbunuh dalam pertempuran dan disembunyikan lalu hilang tak diketahui keberadaannya hingga kini," kata Budiman usai diskusi Novel TAN di PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (19/3).
Menurut Budiman, Wiji Thukul adalah seorang penyair kampung yang tinggal di kota yang mengorganisir buruh dan menulis puisi di tengah-tengah perjuangannya.
"Saya kenal Wiji Thukul, dia adalah seorang penyair asal kampung yang tinggal di kota, yang mengorganisir buruh, kisruh demontrasi buruh, dan menulis puisi di tengah-tengah perjuangan, hidup dalam kesederhanaan, punya keberanian walaupun dengan lidah yang agak cadel, namun dia tetap percaya diri melakukan perjuangan-perjuangannya tersebut," kata Budiman.
Dia menilai pernyataan Ndoro Kakung memiliki dampak yang besar bagi keluar Wiji Thukul.
"Ndoro Kakung sudah minta maaf dan harus diluruskan kembali bahwa statemennya itu dampaknya sangat besar bagi keluarga, karena keluarga itu kan sangat berharap agar dapat berkumpul kembali dengan ayahnya atau suaminya. Namun dengan adanya isu itu seolah-olah ada pembenaran bahwa Wiji Thukul itu hilang dan mati karena dia pembuat bom," tukas Budiman.
"Wiji Thukul itu bukan seorang teknisi atau ahli teknologi, tapi dia adalah seorang seniman. Dia seniman yang mempunyai kepekaan, empati kepada lingkungannya. Karena dia juga seorang yang sederhana yang berasal dari desa, kampung. Jadi saya pikir dia tidak mungkin belajar untuk membuat, merakit bom dan saya enggak yakin kalau dia membuat bom. Terakhir saya kontak dengan dia juga pada tahun '96 yang pada saat itu saya ditangkap kemudian di penjara," tutupnya.