Buntut kasus penganiayaan taruna Akmil di IPDN, 5 praja dipecat
korban pemukulan tidak hanya taruna Akmil, tetapi juga beberapa praja IPDN.
Lima Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) diberhentikan secara tidak hormat. Pemecatan kelimanya terkait kasus penganiayaan terhadap dua taruna Akademi Militer (Akmil) asal Magelang, Jawa Tengah.
"Iya melanggar ketentuan, dipecat. Kan aturannya seorang mendatangi ke wisma adiknya enggak boleh. Lima orang yang dipecat," kata Kepala Biro Kemahasiswaan IPDN, Arief M Edie kepada merdeka.com, Minggu (29/11).
Arief tidak menjelaskan rinci terkait permasalahan yang terjadi. Menurutnya, kelima praja yang mendatangai wisma lain pada dini hari itu bermaksud memberikan hukuman pada juniornya.
Pascakejadian tersebut, pihak kampus sempat memanggil kelimanya untuk dimintai klarifikasi. Dan mereka mengakui perbuatannya.
"Enggak ada (penganiayaan). itu hanya tindakan antara senior menghukum junior. Menegur, ada kekurangan apa," kata Arief.
Diakui Arief, korban pemukulan tidak hanya taruna Akmil, tetapi juga beberapa praja IPDN.
"Ada banyak, salah satunya dari Akmil, IPDN juga ada," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, lima praja IPDN diduga memukuli taruna Akmil saat berkunjung ke kampus Jatinangor pertengahan November lalu. Kelimanya sudah diberhentikan dengan tidak hormat.
"Ada pemecatan lima praja karena adanya surat keberatan gubernur AL atas pemukulan akmil AL," kata sumber merdeka.com, Minggu (29/11).
Kelima praja itu satu merupakan tingkat empat. Adapun empat lainnya ditingkat tiga.
Pemecatan tersebut tak lain karena kontak fisik yang dilakukan praja kepada tamu. Persitiwa itu terjadi pada 19 November tengah malam. Ada praja tersebut diduga memukuli dua taruna Akmil Magelang yang sedang melakukan program kunjungan taruna 2015.
Saat itu salah satu taruna Akmil berpangkat sersan bergabung dengan praja IPDN yang berasal dari daerah yang sama, Malang, Jawa Timur. Sersan taruna UDP mengajak rekannya Sersan taruna R.
Perbincangan terjadi sampai larut malam. Namun datang seorang Polisi Praja (Polpra) IPDN dan bergabung dalam obrolan. Entah apa dasarnya, Polpra tersebut menanyakan pada si taruna apakah pernah dipukul di Akmil?
"Siap tidak pernah," jawab dua taruna. "Apakah bisa dicoba?," taruna menjawab "Siap,".
Akhirnya kedua taruna Akmil dibawa ke lorong dekat lemari baju. Sersan taruna UDP diduga dipukul di bagian dada kiri dan ulu hati. Sedangkan sersan taruna R di bagian ulu hati sebanyak dua kali.
Usai memukul Polpra tersebut menyatakan "Itu basis karena kalian sudah berforo di tangga seribu." Tangga tersebut dianggap sakral oleh para praja di sana.