Bupati Bandung mengaku belum bisa cari solusi atasi banjir
Banjir tahun ini memang yang terbesar paling tidak dalam lima tahun ini.
Bupati Bandung Dadang Naser menuturkan, dalam lima tahun ke belakang, banjir yang melanda wilayahnya belum bisa dicarikan solusinya. Bahkan saban tahun, luapan air terus meninggi jika hujan datang.
"Banjir tahun ini memang merupakan yang terbesar paling tidak dalam lima tahun ini. Luapan air paling parah ada di empat kecamatan dari 15 kecamatan yang terdampak," ujar Dadang Naser, Senin (14/3).
Adapun jumlah warga yang terdampak mencapai 24 ribu jiwa dan 15 ribu di antaranya diungsikan.
Dia mengaku, ada 15 posko yang disediakan di luar posko yang didirikan masyarakat secara inisiatif. "Untuk status tanggap darurat ini dapur umum terjamin. Kita selalu sediakan," terangnya.
Di lokasi sama, Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa meminta bawahannya untuk memastikan ketersediaan kebutuhan untuk korban banjir di Kabupaten Bandung. Selain itu, distribusi makanan dan logistik juga harus segera sampai pada korban banjir akibat luapan Sungai Citarum ini.
Mensos Khofifah meninjau lokasi banjir di Kabupaten Bandung beserta Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Senin (14/3). Turut juga Bupati Bandung Dadang Naser. Khofifah sebelum meninjau lokasi banjir, terlebih dahulu mengunjungi dapur umum yang dipusatkan di Kampus Telkom University, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung.
"Jadi Saat tanggap darurat, yang dibutuhkan adalah dapur umum. Karena kalau kita berikan mentah logistik sulit mereka memasak. Kita melihat dapur umum di sini bisa cover sehari 20 ribu bungkus nasi. Tapi Ini bukan satu-satunya karena ada yang lain," kata Khofifah.
Sesuai standar operasional prosedur (SOP) jika dalam kondisi tanggap darurat, Pemda setempat boleh mengeluarkan cadangan beras sampai 100 ton. Kalau jumlah itu tidak berkecukupan, tingkat provinsi kembali menyumbang 100 ton.
"Kalau sudah terpakai sampai gubernur 200 ton dan terpakai, baru Kemensos," ujarnya yang mengenakan busana serba putih tersebut.
Dia berharap, logistik makanan bisa dijangkau dan segera terdistribusikan dengan baik. "Pada posisi seperti ini harapannya tentu tidak akan kekurangan logistik," terangnya.
Dalam kesempatan itu Kemensos memberikan bantuan uang sebesar Rp 733 juta beserta makanan dan kebutuhan lainnya seperti selimut, matras.