Butuh biaya obati bisul anak, tukang becak curi jemuran dan sandal
Saat ditangkap, pelaku bahkan ditembak polisi karena melawan.
Berdalih tak mempunyai uang untuk mengobati anaknya yang kena bisul, membuat JS (20) nekat mencuri jemuran dan sepasang sandal. Belum sempat menjual barang curian, tukang becak itu diringkus bahkan kakinya ditembak polisi karena berusaha melawan.
Aksi kejahatan yang dilakukan warga Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 32 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, itu saat hendak pulang usai menarik becak, Minggu (27/3) sore. Ketika melintas, tersangka melihat jemuran dan sandal di depan rumah korban, Ibrahim (26) yang berada tak jauh dari kediamannya.
Tanpa pikir panjang, dengan cepat tersangka mengambil dua unit jemuran dan sandal korban. Barang itu disimpan di becaknya dan dibawa pulang ke rumah.
Kepada petugas, tersangka menyesali perbuatannya. Hal itu dilakukannya karena sedang membutuhkan uang untuk mengobati bisul anak semata wayangnya sejak seminggu sebelumnya.
Tersangka mengaku penghasilannya sebagai tukang becak hanya berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per hari. Pendapatannya itu pun harus dipotong sewa becak sebesar Rp 20 ribu sekali narik.
"Anak saya kena bisul tak sembuh-sembuh, kasihan. Mau dibawa ke dokter tidak punya uang, saya bingung mau bagaimana," ungkap tersangka JF di Mapolresta Palembang, Jumat (1/4).
Dalam kebingungan itulah membuat tersangka gelap mata. Dia berharap jemuran dan sandal hasil curiannya bisa dijual sehingga bisa mengobati bisul anaknya itu.
"Saya menyesal pak, tapi itu karena terpaksa. Baru sekali ini saya maling," ujarnya.
Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede mengatakan, tersangka ditangkap berdasarkan laporan korban yang masuk. Setelah diselidiki, tersangka diringkus dan ditemukan barang bukti di rumahnya, Kamis (31/3).
Lantaran melawan saat ditangkap, tersangka terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas di kaki kanannya. Tersangka dikenakan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman maksimal lima tahun penjara.
"Tersangka sudah mengakuinya. Motifnya karena ekonomi, nanti kita dalami lagi," pungkasnya.