Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Diminta Tuntaskan Operasi Tinombala Buru Ali Kalora
Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya mengatakan tantangan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri yakni menuntaskan Operasi Tinombala untuk menangkap teroris kelompok Ali Kora di Poso, Sulawesi Tengah.
Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya mengatakan tantangan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon Kapolri yakni menuntaskan Operasi Tinombala untuk menangkap teroris kelompok Ali Kora di Poso, Sulawesi Tengah.
Menurut dia, ada banyak tugas yang harus diselesaikan Komjen Sigit ketika sudah dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggantikan Jenderal Idham Azis, di antaranya menyelesaikan sisa-sisa kasus pada masa Jenderal Idham yang menjadi perhatian publik.
-
Kapan aliran Kali Temon deras? Mengutip situs Jadesta Kemenparekraf RI, pada musim penghujan atau kemarau, aliran Kali Temon cukup deras. Selain itu, Kali Temon memiliki aliran sungai yang relatif lebar.
-
Siapa Baim Alkatiri? Lama tidak terlihat, Ibrahim Khalil Alkatiri tumbuh menjadi remaja dewasa yang tampan.
-
Kapan Kamari lahir? Ini dia foto bayi cantik putri Jennifer Coppen yang lahir bulan Agustus kemarin.
-
Kapan Monte Kali terbentuk? Asal usul dari Monte Kali dapat ditelusuri kembali melalui tahun 1976, ketika garam kalium mulai diekstraksi dari tambang di sekitar kota Hesse.
-
Siapa yang ikut bernyanyi bersama Kapolri? Kapolri pun mengambil posisi sebagai vokalis bersama Armand Maulana, sedangkan Panglima TNI mengambil gitar untuk mengiringi.
-
Kapan Ari Dono Sukmanto menjabat sebagai Kapolri? Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
"Terutama kasus terbunuhnya enam orang FPI, dan kasus perburuan teroris di Poso dengan Operasi Tinombala yang berjilid-jilid itu serta separatisme OPM," kata Harist di Jakarta, Selasa, (19/1).
Terpenting, kata Harist, Komjen Sigit harus mampu membangun citra Polri mulai dari top leader sampai bawah itu bisa diterima masyarakat dengan baik. Salah satunya dengan melakukan reformasi internal Polri.
"Realitas masyarakat bawah itu memang ada distrust, ketidakpercayaan terhadap Polri. Jadi, butuh kerja keras untuk ditumbuhkan kepercayaan masyarakat ini, bagaimana bisa memastikan Polri itu promoter (profesional, modern dan terpercaya)," ujarnya.
Di samping itu, Harist mengatakan Komjen Listyo Sigit sebagai calon Kapolri diharapkan punya integritas yang baik dan bisa on the track. Sebab, hal ini dikaitkan juga dengan isu primordial bahwa penduduk Indonesia mayoritas muslim.
"Kalau bisa profesional, dan membawa institusi ini bekerja sebagai pelayan publik dan penegak hukum, bukan sebagai pelayan kekuasaan, bukan sebagai alat kekuasaan. Maka, ini bisa menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada Polri. Tentu, masyarakat masih punya harapan ada keadilan yang bisa tegak untuk semua pihak tanpa pandang bulu," jelas dia.
Jadi, Harist mengatakan bahwa isu terorisme yang digencarkan sebagai tantangan bagi Komjen Sigit karena beragama non muslim tentu sangat tidak relevan dan terlalu mengada-ada, bahkan kebablasan.
"Ada Pak Listyo atau tidak, isu teroris ktu memang sudah menjadi isu global. Jadi, tidak menunggu Pak Listyo yang non muslim menjadi Kapolri, tidak relevan dan enggak korelatif. Jadi kalau jualan isu teroris menjadi ancaman bagi Kapolri non muslim, itu terlalu mengada-ada," tandasnya.
Baca juga:
Kapolda Aceh Antar Makalah Calon Kapolri Komjen Sigit ke Komisi III DPR
DPR Harap Makalah Komjen Listyo Relevan dengan Tantangan Nasional di Era Industri 4.0
Hari Ini, Komisi III Tes Makalah Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit
Kompolnas: Soliditas Polri Tidak Goyah Dipimpin Komjen Listyo Sigit
Masukan Tito untuk Cakapolri Listyo Sigit