Cara Ganjar Pranowo introspeksi melalui buku 'Kontroversi Ganjar'
""Dari sini, saya bisa lebih tahu, apa yang harus saya pertahankan dan kurangi," ungkap Ganjar.
Awal kepemimpinan Ganjar Pranowo di Provinsi Jawa Tengah banyak menarik perhatian. Pasalnya, usai memenangkan Pilkada Jateng dan menjabat sebagai Gubernur Jateng, politikus PDI Perjuangan ini melakukan banyak terobosan, menuai kritik dan memunculkan kontroversial.
Kepemimpinan awal selama 1,5 tahun ini membuat tiga orang jurnalis membuat buku berjudul 'Kontroversi Ganjar' yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia dan diluncurkan Rabu (29/6) di Gramedia Amaris Jalan Pemuda, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Hadir dalam acara tersebut, Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali, Budayawan Prie GS, Wartawan senior Jawa Tengah Amir Machmud. Kemudian kolega, relawan serta beberapa pejabat di lingkungan Pemprov Jateng dan para politisi seperti pengurus DPP PDI Perjuangan Idham Samawi. Tampil sebagai moderator wartawati senior Sonya Helen Sinombor.
Di mata suami Siti Atikoh Supriyati ini, buku ini merupakan sebuah cermin introspeksi diri. Pasalnya, di setiap halaman 'Kontroversi Ganjar', tertuang perjalanan yang dilihat dari kacamata orang lain.
"Saya memang ingin ada pihak lain yang memotret, menceritakan, termasuk mengomentari perjalanan 1,5 tahun saya di Jateng. Dari sini, saya bisa lebih tahu, apa yang harus saya pertahankan dan kurangi," ungkapnya usai Peluncuran dan Bedah Buku 'Kontroversi Ganjar' di Semarang, Rabu (29/6).
Selain itu, Ganjar juga ingin masyarakat bisa menilai, apakah selama dirinya memimpin ada yang keliru dan menyimpang. Termasuk, ada beberapa cerita di dalam buku yang memang memancing opini pembaca.
Seperti kisah cerita saat Ganjar marah-marah atau dalam istilah Jawa 'ngamuk-ngamuk' di salah satu jembatan timbang di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Kemudian melakukan proses lelang jabatan secara terbuka yang menjadi pusat perhatian dan masih banyak lagi kebijakan lain yang memunculkan kontroversi masyarakat Jawa Tengah.
"Memang seperti menuai dan memunculkan kontroversi. Kalau baca buku ini, pasti ada yang merasa senang, dan pasti ada yang senep juga," kelakar Ganjar kepada media.
Ganjar mengaku menerima respons dan kritik dari beberapa tokoh dan pakar di Jawa Tengah dan nasional umumnya. Salah satunya kritikan mengenai pembangunan fisik yang kurang terlihat selama masa kepemimpinannya.
Bagi Ganjar, pembangunan fisik sebagai upaya pengembangan daerah, bukan prioritas utama. Pasalnya, semua orang bisa dengan mudah membangun asal ada dananya. Karena itu, dia memilih untuk merancang pemerintahan yang bersih. Di mana sesuai dengan tage line atau moto awal kampanyenya 'Mboten Korupsi Lan Mboten Ngapusi'. Prioritas utama awal kepemimpinannya adalah melayani masyarakat dengan cepat dan mewujudkan pemerintahan yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
"Fokus saya ada di situ. Itulah bentuk transparansi akuntabilitas, termasuk fungsi negara dalam melayani masyarakat sebagai tuan pemerintah. Memang tidak begitu kelihatan karena tidak bisa ditata dengan cepat. Butuh 2-4 tahun agar bisa menjadi kultur baru dalam birokrasi," tandasnya.
Selain buku perdananya 'Kontroversi Ganjar', ke depan dirinya ingin membuat buku kedua yang lebih menggali isu-isu birokrasi di Jateng. Bagaimana politik anggaran, relasi dengan netizen serta sosial media. Sampai pada cerita-cerita di luar aktivitas kedinasannya sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah.
Pakar Komunikasi Politik Effendi Ghazali menilai buku 'Kontroversi Ganjar' merupakan ringkasan perjalanan kepemimpinan Gubernur Jateng yang patut disorot dan layak untuk disimak sehingga menjadi tauladan. "Saya suka Pak Ganjar yang mau memberikan contoh, bukan hanya memerintah saja. Sayang, dia terlalu emosional dalam memecahkan masalah," ungkapnya.
Anggota DPRD Jateng Sriyanto Saputro menilai, pada awal-awal kepemimpinan Ganjar, sebagai anggota legislatif yang merupakan mitra kerja Gubernur Jateng sebagai pimpinan lembaga eksekutif sosoknya adalah keras dan tegas.
Namun, seiring perjalanan waktu dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, diskusi dan perdebatan terkait kebijakan dengan anggota DPRD Jateng bisa mengalir dan dinamis. "Hal-hal semula jadi kemarahan, seiring waktu bisa kita diskusikan dengan baik. Karakter masyarakat Jateng tidak to the point atau keras perlu komunikasi," ujarnya.
Sriyanto yang juga Sekretaris DPD Gerindra Jateng mengakui bahwa sebagai legislator dan Ganjar sebagai eksekutif harus bisa saling mengoreksi dan mengontrol. Apalagi, dengan pengalaman Ganjar pernah menjadi anggota DPR RI selama dua periode sangat strategis untuk memberikan pendidikan politik terhadap wakil-wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD Jateng.
"Kami juga perlu dikoreksi juga. Tapi pak Ganjar, sebaliknya dikoreksi juga. Tebal kuping dan jangan tipis kuping, sensitif," papar Sriyanto.
Usai peluncuran sekaligus bedah buku yang selama diskusi berjalan gayeng ini, ratusan para penggemar, kolega dan relawan Ganjar Pranowo pun tidak melewatkan kesempatan untuk berselfie ria. Juga mengantre meminta tandatangan di buku 'Kontroversi Ganjar' dan diakhiri dengan berbuka bersama dan makan malam di warung bakmi Pedagang Kaki Lima (PKL) pinggiran Jalan Pemuda, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga:
Ganjar sebut Tol Pejagan-Brebes dilakukan buka tutup selama mudik
Ganjar Pranowo pimpin gelar pasukan persiapan mudik Lebaran 2016
Musim Lebaran tahun ini, Jateng bakal diserbu 6 juta pemudik
Ganjar keluarkan surat edaran PNS Jateng dilarang terima parcel
Urai kemacetan, jalan baru Lingkar Sumpiuh hanya 10 menit
Gubernur Ganjar janjikan bantuan untuk korban banjir Banyumas
-
Di mana Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan? Calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI, Senin (18/9)
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Apa yang membuat Ganjar Pranowo terkesan dengan Kecamatan Selo? Hal itu membuat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo takjub terhadap keindahan pesona alam Kecamatan Selo yang berpotensi menjadi tujuan wisata unggul di Indonesia. “Ini bisa menjadi destinasi wisata yang bagus banget. Saya kira orang yang datang ke sini akan senang. Saya sendiri berdiri di sini kalau balik kanan, itu sebelah kanan saya merapi, ini merbabu,” kata Ganjar
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Dimana Ganjar Pranowo mengunjungi tempat bersejarah? Rumah Sejarah Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat kerap menjadi kunjungan para pejabat negara.
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.