Cari Cuan Haram dari Konser Coldplay
Konser band papan atas Coldplay di Jakarta mendapat antusias tinggi bagi penggemarnya di Indonesia. Tiket yang dijual ludes dalam beberapa menit saja. Segala upaya dilakukan bagi penggemar untuk mendapatkan tiket Coldplay, termasuk melalui jasa titip war
Konser band papan atas Coldplay di Jakarta mendapat antusias tinggi bagi penggemarnya di Indonesia. Tiket yang dijual ludes dalam beberapa menit saja. Segala upaya dilakukan bagi penggemar untuk mendapatkan tiket Coldplay, termasuk melalui jasa titip war. Sayang, ada saja pihak yang berupaya mencari cuan mengaku jastip untuk melakukan penipuan.
Pasangan suami istri, ABF (22) dan W (24), ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan penjualan tiket konser band Coldplay. Keduanya ditangkap di Yogyakarta.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Kenapa Pantai Cemara Cipanglay sempat viral? Sebelumnya, Pantai Cemara Cipanglay sempat viral di media sosial, karena jadi salah satu pantai yang tersembunyi dan belum banyak diketahui masyarakat umum.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Mengapa Cromboloni viral? Jajanan yang tengah naik daun ini berasal dari gabungan dua kata, yaitu "Croisant" dan "Bomboloni".
-
Kenapa cromboloni viral di media sosial? Tips Membuat Cromboloni saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial khususnya Tiktok.
-
Apa yang diubah dari lagu Halo-Halo Bandung dalam video viral itu? Pada video yang viral itu, judul lagu Halo-Halo Bandung diubah jadi Hello Kuala Lumpur.
Keduanya dengan sengaja menyiapkan segala keperluan untuk melancarkan aksi penipuan tiket Coldplay. Mulai dari akun website dan media sosial yang dibeli Rp750 ribu sampai rekening penampung uang para korban Rp400 ribu, berikut modusnya.
"Mereka ini selaku pelaku membuka website dengan nama @Fintrove_id yang mana website ini. Mereka beli dari Twitter Jadi mereka beli dari seseorang website ini," kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis.
Website itu dibeli oleh kedua tersangka karena telah memiliki banyak followers. Lalu, agar lebih meyakinkan beberapa narasi hasil jasa penitipan (jastip) tiket konser-konser sebelumnya pun dijadikan sebagai testimoni.
"Jadi komentar-komentar daripada follower ini dikatakan bagus. Kemudian ini benar, ini asli, dan lain sebagainya. Sehingga menarik masyarakat yang melihat di Twitter ini untuk membeli tiket konser Coldplay," ucap.
Kemudian apabila ada masyarakat yang tertarik untuk memakai jasa mereka. Maka, pelanggan akan diarahkan untuk membooking slot sebesar Rp50 ribu setelah dibayarkan maka akan diarahkan ke Whatsapp (WA) grup, dengan nomor admin 0852 19410867.
Setelah masuk ke grup WA, maka kedua pelaku akan mengirimkan tautan formulir yang akan diisi oleh para pelanggan. Setelah diisi barulah pelaku akan menunjukan satu tiket yang sebelumnya berhasil dibeli secara resmi sebesar Rp4,5 juta.
"Jadi maksudnya seandainya pelaku, Saya sudah punya satu tiket, kemudian tiket itulah yang saya post di website itu bahwa inilah tiket memang kami punya tiket. Atau Saya punya tiket yang akan saya jualkan ke masyarakat yang ingin membeli tiket tersebut," bebernya.
Setelah semua tahapan telah dilakukan oleh pembeli. Maka pelaku meminta agar agar segera melunasi harga tiket yang dipesan ditambah biaya jastip yang harganya sampai dua kali lipat dari harga tiket normal.
"Mereka menyampaikan bahwa kalau dalam satu jam, mereka tidak atau para korban ini tidak menyetor uang sejumlah harga tiket maka uang Rp50.000 (boking) ini akan hilang," katanya.
Auliansyah mengungkap modus lain yang dilakukan para tersangka yakni menyiapkan rekening penampung yang dibeli Rp400 ribu lewat media sosial. Rekening itu, dipakai atas nama orang lain yang dipakai untuk menyetor uang dari para korban.
"Nah untuk itu karena dengan ada informasi demikian para masyarakat atau para korban ini menyetor uang kepada mereka dengan rekening yang mereka buat. Dengan cara mereka juga membeli rekening tersebut kepada seseorang supaya identitasnya adalah bukan identitas mereka atau bukan identitas pelaku," tuturnya.
Semisal, rekening atas nama orang lain yang dibeli oleh kedua tersangka ABF dan W dijadikan sebagai penampung. Nantinya, pelaku diberikan nomor m-banking untuk memantau dan memindahkan uang yang akan dipindahkan ke nomor rekening aslinya.
"Jadi mereka setelah mendapat atau ada korban yang sudah menyetor uangnya atau yang sudah mentransfer uangnya langsung mereka transfer kembali ke rekening mereka," kata Auliansyah
Auliansyah mengatakan jastip tipu-tipu yang dijalani pasutri muda ini menjerat lebih kurang 60 orang berdasarkan laporan yang masuk ke kepolisian.
"Adapun korban yang melapor ke tempat kita lebih kurang 60 orang lebih kurang 60 orang," kata Auliansya.
Hasil penyelidikan sementara, kerugian yang diderita pada korban mencapai ratusan juta Rupiah. Namun demikian, kepolisian masih terus melakukan pengembangan kasus ini.
"Kami men-tracing yang ada di tabungan mereka ada sebesar Rp257 juta. Ini untuk hasil penyidikan sementara," katanya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudho Wisnus Andiko mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara terungkap kedua pelaku ternyata turut memasang tarif dua kali lipat dari harga tiket normal.
"Of course, pasti dengan harga yang lebih tinggi. Dua kali lipat dari harga yang ada. Kan harganya juga bervariatif (harga tiketnya)," kata Trunoyudo kepada wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/5).
Meski masih dalam pendalaman, namun tarif yang dipasang oleh kedua pelaku dengan jastipnya akan menaikan harga tiket dua kali lipat dari harga normal. Semisal harga tiket resmi termahal Rp11 juta akan dikali dua dan ditambah biaya boking sebesar Rp50 ribu.
(mdk/eko)