Cerita Bupati Dedi banyak diundang isi ceramah keagamaan
Sosok Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi kian melekat sebagai pemimpin daerah yang sangat dekat dengan masyarakat. Gayanya yang unik kerap menjadi perhatian berbagai kalangan.
Sosok Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi kian melekat sebagai pemimpin daerah yang sangat dekat dengan masyarakat. Gayanya yang unik kerap menjadi perhatian berbagai kalangan.
Disisi lain sebagai bupati, Dedi juga dikenal memiliki kemampuan berpidato hingga membuat orang terpesona. Dedi kerap mengisi berbagai acara mulai kegiatan kenegaraan hingga keagamaan.
Banyaknya undangan yang meminta dirinya untuk mengisi acara membuat Dedi kebingungan mengatur jadwal. Karena tidak hanya pidato kenegaraan maupun sosoknya sebagai budayawan. Tetapi saat ini dia banyak diminta untuk hadir dan menyampaikan ceramah di acara keagamaan.
"Bulan Maulid ini banyak sekali yang mengundang saya untuk hadir dan mengisi acara. Terus terang dengan banyaknya permintaan sampai saya bingung mengatur jadwalnya. Di sisi lain saya bukan seorang ustaz tapi begitu banyak warga yang datang dan meminta saya agar memberikan ceramah keagamaan," kata Dedi di Rumah Dinasnya di Jalan Gandanegara Purwakarta, Minggu (11/12).
Warga yang datang untuk meminta Dedi menyampaikan ceramah bukan saja warga Purwakarta, melainkan dari berbagai daerah terutama di Jawa Barat, seperti Sukabumi, Tasik, Karawang serta daerah lain di Priangan.
"Ada yang datang langsung, ada juga yang menghubungi melalui telepon dan ada juga yang melalui SMS center saya," ungkapnya.
Dari sekian banyak warga yang meminta ceramah adalah Eden Nugraha, warga Tamelang, Kecamatan Purwasari, Karawang, yang sengaja meminta Dedi untuk berceramah dan menyampaikan tausiah dalam rangka Maulid Nabi Muhamad SAW yang digelar di daerahnya.
"Saya sengaja datang dan meminta kang Dedi hadir di acara kami nanti untuk menyampaikan ceramah. Dia bukan ustaz tapi saya dan warga lain memiliki keyakinan bahwa kang Dedi sesungguhnya bisa menyampaikan pesan-pesan moral yang penuh makna. Karena bukan bicara seseorang hebat dalam menyampaikan dalil ya, bagi kami kang Dedi bisa menterjemahkannya," tutur Eden saat berusaha menemui Dedi ke Rumah Dinasnya di Purwakarta.
Eden juga sekuat tenaga agar bisa menghadirkan Dedi, berapa pun tarifnya. "Yang penting beliau bisa hadir dan kami siap kalau sampai harus membayar dengan tarif berapa pun," ujar Eden.
Berbeda dengan Eden. Warga lainnya Eka, asal Warung Kiara, Kabupaten Sukabumi. Dia menyebutkan meski Dedi bukan seorang ustaz, tetapi dengan cara Dedi menyampaikan ceramah dinilai lebih bisa masuk dan mengilhami langkah hidup menuju kebaikan.
"Kami melihat apa yang dilakukan kang Dedi tidak dibuat-buat tetapi semua sejalan dengan kehidupan. Kami merasa bahwa ceramah yang disampaikan kang Dedi jauh lebih mengena dan masuk ke dalam hati sanubari," ujar Eka.
Melihat fenomena banyaknya masyarakat yang meminta agar dia hadir dan memberi ceramah Dedi menyatakan kesiapannya. Selain itu, dia menolak jika siapa pun yang mengundangnya harus menggunakan tarif atau bayaran.
"Insya Allah saya berusaha untuk hadir, saya ikhlas melakukannya dengan harapan bisa bermanfaat, tetapi jangan berbicara biaya, kalau pun ada yang memberikan saya uang pasti saya kembalikan. Sekali lagi saya pastikan jika saya bukan seorang ustaz, saya hanya sebagai Dedi Mulyadi," tegasnya seraya menebar senyum.