Cerita Jokowi Sempat Merasa Malu Gara-Gara Indonesia Belum jadi Anggota FATF
Harapan Jokowi, keanggotaan penuh ini menjadi momentum yang baik untuk terus menguatkan komitmen pencegahan dan pemberantasan TPPU.
Kata Jokowi, dibanding negara G-20 lain, cuma RI yang saat itu belum menjadi anggota FATF.
- Jokowi Puji Airlangga Hartarto di Depan Kader Golkar: Politisi Besar dan Teknokrat Sejati
- VIDEO: Jokowi Sampaikan Ucapan Idulfitri Terakhir Sebagai Presiden di 2024, Titip Pesan Memaafkan
- Jokowi Titip Salam untuk Cak Imin, PKB Yakin Bukan Godaan Terkait Hak Angket
- Jokowi Lantik 9 Anggota KPPU Periode 2023-2028, Ini Daftarnya
Cerita Jokowi Sempat Merasa Malu Gara-Gara Indonesia Belum jadi Anggota FATF
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat merasa malu ketika Indonesia belum menjadi anggota penuh dari Financial Action Task Force (FATF). Sebab, dibanding negara G-20 lain, cuma RI yang saat itu belum menjadi anggota FATF.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat memberi pengarahan dalam Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/4).
"Kadang saya juga melihat itu malu. Karena di keanggotaan G20 yang belum masuk tinggal kita saja, yang lain sudah diterima sebagai anggota penuh FATF," kata Jokowi.
Jokowi menyampaikan terimakasih atas kerja keras PPATK, kementerian dan lembaga karena kini Indonesia telah menjadi anggota penuh dari Financial Action task Force on Money Laundring and Terrorism Financing mulai Oktober 2023.
"Sehingga ini memang kita harus, harus, harus, harus tepuk tangan, untuk kerja kerasa PPATK dan kementerian/lembaga, karena ini bukan hal yang mudah untuk bisa diterima," ucapnya.
Menurutnya, keanggotaan RI di FATF merupakan pengakuan dunia internasional atas efektivitas regulasi, koordinasi, dan implementasi di lapangan terhadap antipencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia.
Harapan Jokowi, keanggotaan penuh ini menjadi momentum yang baik untuk terus menguatkan komitmen pencegahan dan pemberantasan TPPU. Sehingga kredibilitas ekonomi RI menjadi meningkat, serta persepsi mengenai sistem keuangan Indonesia juga menjadi semakin baik dan positif.
"Ini penting sekalui, dan akhirny aini akan mendorong berbondong-bondongnya investasi untuk masuk ke negara kita indonesia. Reputasi itu penting. Penilaian dunia intenrasional itu penting," pungkasnya.