Cerita mengharukan, pramugari membantu proses persalinan
Sayangnya, bayi yang belum sempat diberi nama itu meninggal diduga karena hipotermia.
Masih ingat kisah pramugari Merpati Airlines yang membantu proses persalinan penumpang, beberapa waktu lalu? Kasus tersebut menunjukkan menjadi pramugari harus multi-talenta, termasuk membantu proses persalinan.
Ceritanya, pesawat Merpati MZ845 dari Timika menuju Makassar dengan pramugari Sherly, Rahmasari, Musyarafatulaela dan Anisah Abdullah melayani penerbangan Timika menuju Makassar. Tiba-tiba salah satu penumpang bernama Harmani yang tengah hamil 28 minggu ingin melahirkan.
"Dengan bantuan kru, saya langsung melakukan proses lahiran. Saya teriak ke ibu 'copot celananya bu!' Lalu tak seberapa lama sudah terlihat kepala bayi. Lalu saya tahan kepalanya sampai keluar bayi itu," papar Sherly. Dia mengaku proses kelahiran tersebut menghabiskan waktu sekitar 15 menit.
Beruntung bagi Sherly, pendidikan pramugarinya telah membekali proses persalinan di atas pesawat. "Saya ingat kata dokter, plasentanya harus keluar, baru dipotong. Saya langsung tekan perut sang ibu agar keluar plasentanya. Lalu saya potong dengan gunting steril yang tersedia di medical kit yang tersedia di pesawat," kata dia.
Setelah bayi lahir, ternyata permasalahan belum selesai. Karena lahir prematur, bayi tersebut harus diletakkan di inkubator. Dengan bantuan penumpang dan kru lain, Sherly membungkus sang bayi dengan selimut tebal serta beberapa bungkus air hangat yang diletakkan di punggung bayi.
"Karena perjalanan masih dua jam, saya terus berusaha membuat bayi itu nangis sambil memasang masker oksigen ke sang bayi. Alhamdulillah sepanjang perjalanan sang bayi menangis terus," ungkap dia.
Atas kebaikan itu, pihak Merpati langsung mengganjar mereka dengan penghargaan dan hadiah. "Pasti ada," ujar Dirut Merpati Rudy Setyopurnomo kepada merdeka.com, Senin (7/1/2013) lalu.
Vice President Corporate Secretary Merpati, Herry Saptanto menjelaskan penghargaan untuk pramugari dan kru pesawat yang membantu kelahiran bayi di atas pesawat itu ada dua.
"Kami akan berikan kenaikan tingkat dan liburan di unique destination seperti Labuan Bajo, Bunaken dan Wakatobi. Untuk liburan, terserah mereka memilih salah satunya dan membawa keluarga," ujar Herry.
Namun sayang, bayi yang dilahirkan di pesawat Merpati itu akhirnya meninggal dunia. Kabar duka tersebut disampaikan langsung oleh dokter yang merawat bayi kepada pramugari Merpati Airlines Sherly Juwita (36).
"Informasi yang saya terima begitu (meninggal dunia)," ujar Sherly Juwita saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (8/1).
Bayi yang belum sempat diberi nama itu meninggal diduga karena hipotermia.