Cerita Siswa Lereng Semeru Belajar di Situasi Siaga Bencana
Seolah lupa, mereka pun tampak asyik bermain di sela-sela jam istirahat. Gunung Semeru yang berdiri megah tepat di belakang bangunan sekolah dengan kawan menganga dianggap sedang baik-baik saja.
Potensi bencana Awan Panas Guguran (APG) bisa terjadi sewaktu-waktu, mengingat status Gunung Semeru hingga saat ini masih level III atau Siaga. Namun ancaman itu tidak membuat para siswa MTs Miftahul Ulum Pronojiwo, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang patah semangat ke sekolah.
"Ya terkadang khawatir dan panik kalau situasi gunung seperti ini," kata Rofi, salah satu murid MTs Miftahul Ulum Pronojiwo, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Dimana erupsi Gunung Semeru terjadi? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Bagaimana cara mengetahui erupsi Gunung Semeru? Erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 108 detik.
Rafi dan para siswa lain tampak tetap semangat mengikuti pelajaran di kelas, kendati ancaman bisa datang kapan saja. Seolah lupa, mereka pun tampak asyik bermain di sela-sela jam istirahat. Gunung Semeru yang berdiri megah tepat di belakang bangunan sekolah dengan kawan menganga dianggap sedang baik-baik saja.
MTs Miftahul Ulum Pronojiwo berjarak hanya sekitar 10 kilometer dari puncak Gunung Semeru. Dari halaman sekolah, terlihat Gunung Semeru berdiri megah disertai kepulan asap yang menandakan aktivitas vulkanik masih berlangsung.
Dari titik yang masuk zona merah itu, suara gemuruh Semeru kerap kali terdengar sebagai tanda harus waspada menghadapi bencana. Rafi mengaku terkadang was-was saat belajar di tengah kondisi Semeru yang masih fluktuatif.
Rafi mengaku sudah dilatih oleh sekolah mengenai resiko bencana erupsi Semeru. Ia bersama siswa-siswa lainnya sudah diajari mitigasi bencana jika sewaktu-waktu erupsi terjadi dan lontaran APG meluncur ke arah desanya.
"Ya sudah diajari buat menyelamatkan diri, kalau ada abu mengarah kesini buat lari cari tempat aman," katanya.
Senada dengan Rafi, siswa lainnya Faris mengaku sudah diberi edukasi mengenai mitigasi bencana sejak 3 tahun terakhir. Pasalnya, erupsi Gunung Semeru yang menimbulkan dampak hingga ke pemukiman di wilayah lereng terjadi sejak 2020 hingga 2022. Periode waktunya juga sama, setiap akhir tahun di tengah musim hujan.
"Ini sudah erupsi ketiga, dari tahun 2020 sudah seperti ini, ya kadang takut dan khawatir. Tapi untungnya sudah diberi peringatan bencana," jelasnya.
Bahkan, erupsi yang terjadi pada Minggu (4/12) lalu, Faris mengaku sempat mengungsi untuk menyelamatkan diri dari APG. Ia mengaku sudah mulai terlatih dari pengalaman selama 3 tahun itu.
"Saya kemarin sempat mengungsi 2 hari, takut terdampak, tapi pas ada informasi situasinya aman jadi ya pulang lagi ke rumah," ujarnya.
Pasca terjadi erupsi itu, Rafi dan Fatis sempat tidak belajar ke sekolah selama satu minggu. Sekolah memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar, karena memang kondisi yang tidak memungkinkan. Ditambah lagi, sebagian siswa juga tengah mengungsi lantaran khawatir akan adanya bencana susulan.
"Sempat libur seminggu, karena banyak yang mengungsi. Tapi sekarang sudah masuk lagi normal, karena persiapan ujian semester," jelasnya.
Namun demikian, Rafi dan Faris serta para siswa lainnya mengaku tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk menyelamatkan diri. Pihak sekolah juga mulai menerapkan aturan kondisional terkait jam belajar. Sehingga, apabila terjadi erupsi, pihak sekolah bakal memulangkan siswa untuk kepentingan keselamatan bersama.
Faridah salah seorang guru MTs Miftahul Ulum mengatakan, sekolah sempat meliburkan kegiatan belajar selama 7 hari tetapi harus segera kembali memulai masuk sekolah guna mempersiapkan proses ujian semester.
"Jadi anak-anak tetap dimasukkan karena proses ujian, kemarin sempat diliburkan satu minggu," ujar Farida.
Meski demikian, ia mengatakan proses belajar di sekolah saat ini bersifat kondisional. Yang mana para siswa bisa dipulangkan sewaktu-waktu apabila rambu-rambu atau imbauan ancaman bencana APG.
"Anak-anak diberi bimbingan dan arahan bagaimana untuk mencegah diri, tapi tetap siaga. Sementara, kalau cuaca buruk anak-anak dipulangkan lebih awal," jelasnya.
Semua berharap Gunung Semeru kembali tenang sehingga Rafi dan Faris dapat belajar dengan tenang. Para guru pun dapat mengantarkan cita-cita para anak didiknya.
(mdk/eko)