Cerita tetangga, Agus sempat pesimis terpilih karena PDIP & Demokrat
PDIP dan Demokrat seolah beradu kekuatan dalam pemilihan ketua KPK.
Agus Rahardjo terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2015-2019, setelah 54 anggota Komisi III DPR melakukan dua kali voting. Banyak orang tidak menyangka dia akan menjabat lembaga disegani koruptor itu. Bahkan termasuk dirinya sendiri.
Pesimisnya Agus itu diceritakan tetangganya, Tukiran (74). Menurut dia, mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) ini mengaku sempat pesimis sebelum Komisi III akan memberikan putusan mengenai calon pimpinan KPK terpilih.
Hal itu diungkapkan Tukiran ketika dirinya bertemu dengan Agus sekitar 3 hari lalu saat mendatangi rapat rutin RT di lingkungannya.
"Saya tiga hari lalu lah ketemu Pak Agus di depan rumahnya. Dia sempat pesimis bakal terpilih sebagai ketua KPK," ujar Tukiran di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Bekasi, Jumat (18/12).
Dari cerita Agus, kata dia, sikap pesimis itu muncul lantaran adanya tarik menarik dukungan politik bagi calon pimpinan KPK yang lain.
"Saya sempat ngobrol dengan beliau, 'saya (Agus) pesimis ini Pak, soal tarik menarik PDIP dengan Demokrat kuat sekali, saya pasrah saja'," jelas Tukiran menirukan.
Namun, hasil berkata lain. Tukiran terkejut mendengar tetangganya lolos sebagai ketua KPK.
"Baru tadi pagi saya dengar, enggak tahunya dia malah terpilih," terangnya.
Seperti diketahui, Kepala Lembaga Kebijakan Barang dan Jasa Pemerintah Agus Rahardjo terpilih menjadi Ketua KPK periode berikutnya. Agus jauh memimpin dari empat calon lainnya, Irjen Pol Basaria Panjaitan menjadi nama kedua terbanyak dipilih oleh 54 anggota Komisi III DPR.
Agus memperoleh 44 suara. Sementara Basaria hanya mendapatkan 10 suara.
Tiga calon pimpinan KPK lainnya, Hakim Ad Hoc Tipikor Alexander Marwata, Dosen hukum Universitas Hasanuddin Laode Syarif serta Staf Ahli KaBIN Saut Situmorang tidak ada suara yang memilih jadi ketua KPK.