Cium tangan Letjen Budiman kepada SBY dipersoalkan
"Tidak pantas dalam seragam kebesaran, tentara cium tangan. Ini menyalahi aturan," kata Mayjen Purn TB Hasanuddin.
Pelantikan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letjen Budiman di Istana Negara, Jumat pekan lalu, diwarnai aksi cium tangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Cium tangan dilakukan oleh dua orang, istri Moeldoko dan Budiman.
Cium tangan istri Moeldoko sebagai seorang sipil jelas bukan persoalan, namun cium tangan Budiman sebagai Kasad patut dipertanyakan. Pasalnya, cium tangan sang jenderal saat mengenakan pakaian kebesaran itu melanggar Peraturan Penghormatan Militer (PPM).
Menurut mantan Sekretaris Militer Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, PPM mengatur cara hormat anggota militer secara teknis, baik saat sedang berhenti, berjalan, dengan penutup kepala atau tanpa penutup kepala, dengan senjata atau tanpa senjata.
"Itu ada bukunya. Diberikan oleh bawahan kepada atasan dengan sikap sempurna, badan ditegakkan, tangan kanan memberikan penghormatan dan tatapan ke depan," papar Hasanuddin yang kini adalah Wakil Ketua Komisi I DPR, kepada merdeka.com, Senin (2/9).
Menurut dia, aturan penghormatan yang dibakukan itu sebagai wujud kebanggaan militer. "Karenanya, memberi hormat dengan cara yang berbeda dianggap ketidakpatutan, apalagi ini dilakukan oleh Kasad dengan pakaian kebesaran kepada presiden yang adalah panglima tertinggi, di acara kenegaraan (pelantikan) dan dilakukan di Istana Negara," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Menurut Hasanuddin, PPM boleh tidak dilakukan jika anggota militer tidak berpakaian dinas dan dalam suasana yang lain, seperti kekeluargaan. "Cium tangan bagus sebagai sebuah penghormatan, tetapi tidak patut jika dilakukan dengan pakaian dinas, pakaian kebesaran, dalam acara resmi kenegaraan," ujar dia lagi.
Seharusnya, kata Hasanuddin, SBY sebagai atasan yang juga berasal dari militer menegur jika bawahannya tidak mematuhi PPM. "Harusnya presiden kasih tahu Anda salah, atau setidaknya mengambil sikap supaya tangannya tidak dicium," jelasnya.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Lukisan apa yang diberikan SBY kepada Prabowo? SBY menjelaskan, lukisan laut ombak yang menghantam batu itu dia beri judul 'standing firm like rocks'. Dia menyebutkan, lukisan tersebut sebagai gambaran agae Prabowo dalam memimpin Indonesia nanti dapat kuat dan kokoh.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.