Dampak Gunung Raung, Bandara di Bali merugi Rp 540 juta per hari
Pihak bandara diminta memberi informasi kepada penumpang soal situasi terkini, dan jalur alternatif ke tempat tujuan.
Akibat erupsi, abu vulkanik Gunung Raung di Banyuwangi, Jawa Timur, sempat terbang hingga Pulau Bali. Alhasil, jadwal penerbangan ke Bali hingga Nusa Tenggara Timur terganggu dan mengalami penundaan.
Di samping itu, Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, sempat ditutup. Tidak hanya menimbulkan kerugian bagi sejumlah maskapai, bahkan PT Angkasa Pura I Ngurah Rai juga mengalami kerugian besar.
Menurut pernyataan PT Angkasa Pura I Ngurah Rai di hadapan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat meninjau bandara, penutupan terjadi beberapa waktu lalu menimbulkan kerugian mencapai USD 40 ribu (sekitar Rp 540 juta) per hari.
"Untuk diketahui, Bandara Internasional Ngurah Rai saat buka tutup beberapa hari lalu, cukup menyita waktu. Bahkan kerugian perharinya mencapai hingga 40 ribu dolar amerika atau berkisaran 540 juta rupiah," papar Arditha.
Dikatakan CO GM PT AP I Ngurah Rai, IGST Ngurah Putu Arditha, laporan diterima akibat penutupan Bandara Ngurah Rai, sebanyak 10 ribu wisatawan mancanegara per hari batal datang ke Bali. Apalagi saat akhir pekan, sekitar 14 ribu turis asing tidak bisa mencapai Pulau Dewata.
Menurut Putu Arditha, ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Arief. Di antaranya, memperhatikan dua hal penting apabila kembali terjadi kasus buka-tutup bandara akibat debu Gunung Raung. Pertama memberikan pengumuman terkait jadwal pesawat yang mendarat dan terbang setelah bandara kembali dibuka. Kedua, hendaknya pihak bandara memberikan informasi kepada wisatawan jalur-jalur alternatif yang dapat ditempuh, untuk mencapai kota tujuan atau ke kota terdekat yang bandaranya tidak mengalami penutupan.