Deddy Mizwar yakin Ridwan Kamil bisa tutup Saritem
"Ya jika (Ridwan Kamil) menjalankan pengawasan dengan konsisten diyakini berhasil," kata Demiz.
Meski resmi ditutup Pemkot Bandung pada 2007, nyatanya eks lokalisasi Saritem masih menggeliat. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta pemerintah konsisten mengawasi bisnis esek-esek di rumah bordil tersebut. Dengan pengawasan konsisten dia meyakini Saritem bisa ditutup selamanya.
Saritem digerebek Polrestabes Bandung pada Rabu 20 Mei lalu. Sekitar 169 pekerja seks komersial (PSK), puluhan mucikari dan pria hidung belang digelandang ke Mapolrestabes Bandung untuk diperiksa.
"Ya jika (Ridwan Kamil) menjalankan pengawasan dengan konsisten diyakini berhasil," kata Demiz di Mapolda Jabar Bandung, Jumat (29/5).
Pemprov Jabar mempercayakan sepenuhnya kepada Pemkot Bandung untuk bisa mengatasi permasalahan prostitusi yang memang kadung sudah membudaya di Kota Kembang itu. Menurut dia, Pemprov Jabar tidak memiliki kewenangan ihwal Saritem.
"Kita mendukung upaya Pemkot Bandung. Itu kewenangannya," ungkapnya. Adapun upaya penegakan hukumnya dilakukan Polrestabes Bandung.
Dia tidak pesimis jika Saritem ini benar-benar bisa direvitalisasi menjadi tempat yang lebih baik daripada bisnis pelacuran. Sebut saja Kramat Tunggak Jakarta Utara yang pernah menjadi lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara. Kini lokalisasi tersebut menjadi Jakarta Islamic Centre.
"Kalau Keramat Tunggak menjadi prostitusi terbesar dulunya, kenapa di Bandung engga bisa? Jakarta sebagai ibu kota bisa jadi Islamic Centre. Tinggal bagaimana konsistennya," ucapnya.
"Pengawasan harus bersama semua. Pemkot Polisi, TNI, dan masyarakat (mengawasi)," jelasnya menambahkan.