Dedi Mulyadi jadi Ayah Angkat dari Anak Penyelenggara Pemilu yang Meninggal Dunia
Dia berjanji menanggung semua kebutuhan hidup dan sekolah hingga dewasa.
Dedi Mulyadi memutuskan untuk menjadi ayah angkat dari anak petugas pemilu asal Purwakarta yang meninggal dunia saat bertugas. Dia berjanji menanggung semua kebutuhan hidup dan sekolah hingga dewasa.
Keputusan itu disampaikan usai dirinya mengunjungi dua keluarga dari petugas pemilu yang meninggal dunia. Dedi menyambangi kediaman keluarga almarhum Deden Damanhuri di Kampung Sukalaksana, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bojong dan keluarga Carman anggota PPS asal Desa Gardu, Kecamatan Kiarapedes, Purwakarta.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
Dalam kunjungannya, dia berbincang bersama istri almarhum Deden, Popon Komariah (40) beserta ketiga putrinya. Popon mengatakan suaminya mengalami pusing dan mual setelah bekerja dua hari membuat Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Sepertinya kecapekan, saat mengalami pusing dan mual langsung di bawa ke klinik. Sampai di klinik beliau meninggal," kata Dedi, Rabu (24/4).
Almarhum Deden sebagai tulang punggung keluarga meninggalkan istri dan tiga anaknya yang masih bersekolah. "Anak-anak masih sekolah. Anak pertama kelas 12, kedua kelas 9 SLTP dan yang bungsu baru 5 tahun," tuturnya.
Setelahnya, Dedi menemui keluarga almarhum Carman. Pertemuan itu diwarnai suasana haru. Ai (40) yang merupakan istri almarhum sempat pingsan saat menceritakan kronologis suaminya meninggal dunia.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat ini mengaku siap menanggung semua biaya hidup dan pendidikan anak-anak para petugas pemilu yang meninggal dunia.
"Mulai sekarang mereka bertiga menjadi anak asuh saya karena saya tidak tega mereka menjadi janda dan yatim, untuk biaya hidup dan biaya pendidikan sampai dengan lulus saya yang tanggung, bila perlu sampai dengan perguruan tinggi," ucap dia.
Keputusan ini dianggap sebagai bentuk tanggung jawab dari partai politik peserta Pemilu terhadap para petugas yang meninggal saat menjalankan tugas pada pemilu serentak ini.
Selain itu, dia juga akan memberikan perhatian khusus pada keluarga petugas yang meninggal dunia di sejumlah daerah di Jawa Barat. "Itu merupakan prioritas kami, terutama kita akan bantu menanggung biaya pendidikan anak-anak almarhum," imbuhnya.
Untuk menghindari jatuhnya korban, Dedi meminta sebelum pelaksanaan pemilu, petugas KPPS harus diperiksa kesehatannya bila perlu harus diasuransikan.
"Kalau bisa lakukan pemeriksaan kesehatannya dahulu bahkan dijamin asuransinya," tutup Dedi Mulyadi.
Baca juga:
Petugas KPPS Banyak Meninggal, DPR dan Pemerintah Paling Bertanggung Jawab
Jokowi Tak Berdaya di Jabar, Dedi Mulyadi Nilai Persepsi Warga Sejak 2014 Tak Berubah
Dekat dengan Prabowo, Dukungan Ustaz Somad Dinilai Kubu Jokowi Tak berpengaruh
Berkaca Kasus Bowo Sidik, Golkar Jabar Surati Calegnya Hindari Politik Uang
Dedi Mulyadi Yakin Kedatangan Jokowi-Ma'ruf Mampu Dongkrak Elektabilitas di Karawang