Demo di Kantor Gubernur Sumut, Buruh Sebut Jokowi Bohong, Nyatakan Dukung Prabowo
Seratusan buruh berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Sumut, Jalan P Diponegoro, Medan, Rabu (6/2). Mereka menuntut pencabutan PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan yang dinilai tidak berpihak pada kaum pekerja.
Seratusan buruh berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Sumut, Jalan P Diponegoro, Medan, Rabu (6/2). Mereka menuntut pencabutan PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan yang dinilai tidak berpihak pada kaum pekerja.
Unjuk rasa dilakukan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sumatera Utara. Koordinator Aksi Tony Rickson Silalahi mengatakan mereka juga menuntut pemerintah menyediakan pekerjaan layak.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
"Tolak upah murah dan antisipasi Revolusi 4.0. Kami juga menuntut pekerja unskill dari Tiongkok harus diberhentikan. Turunkan, harga barang," kata Tony.
Menurut pengunjuk rasa, kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum berpihak pada buruh. Salah satunya adalah pemberlakuan PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan dan masih berlakunya sistem kerja kontrak dan outsourcing.
Pengunjuk rasa juga mempersoalkan Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Pelaksanaannya di masyarakat, termasuk buruh, semakin sulit dan memberatkan.
Menurut pengunjuk rasa, Jokowi telah melakukan kebohongan terhadap buruh. Janji lapangan pekerjaan dan upah layak dinilai belum terealisasi.
Demo di Kantor Gubernur Sumut ©2019 Merdeka.com/Yan Muhardiansyah
Dalam unjuk rasa ini, buruh yang tergabung dalam FSPMI terang-terangan menyatakan dukungan kepada capres-cawapres nomor 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mereka menganggap pasangan ini peduli pada nasib buruh.
"Kami buruh telah membuat kontrak politik dengan Capres 02 Prabowo Subianto. (Dia) bersedia menandatangani kontrak politik Sepultura. Salah satu di antaranya mencabut sistem kerja upah murah dan menghapus sistem kerja kontrak," jelas Tony.
Massa juga mengkritisi revolusi industri 4.0 yang diprediksi akan memicu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran. Menurut buruh, pemerintah harus dapat mengantisipasi kemungkinan itu.
Aksi unjuk rasa berlangsung damai. Setelah berorasi, massa meninggalkan lokasi dengan tertib.
Baca juga:
Ketum PPP Sebut Timses Prabowo-Sandi Halalkan Semua Cara Buat Menangkan Pilpres
Soal Propaganda Rusia, JK Sebut Jika Baik Dengarkan, Kalau Negatif Tak Usah
JK Tegaskan Jokowi Tak Pakai Konsultan Politik Asing
Jusuf Kalla: Golput Tidak Melanggar
JK: Tak Pernah Pak Jokowi Menyerang Langsung, Hanya Menjawab dengan Keras
Waketum PAN Nilai Pernyataan Jokowi Soal Propaganda ala Rusia Bukan Menuding Prabowo