Demo Soal Papua, Mahasiswa di Solo Bawa Spanduk Isi Ajakan Damai
Puluhan mahasiswa Universitas Slamet Riyadi demonstrasi di Plasa Manahan, Jumat (23/8) sore. Mereka mengutuk keras tindakan persekusi, represif dan rasis dilakukan kepada mahasiswa Papua di Surabaya.
Puluhan mahasiswa Universitas Slamet Riyadi demonstrasi di Plasa Manahan, Jumat (23/8) sore. Mereka mengutuk keras tindakan persekusi, represif dan rasis dilakukan kepada mahasiswa Papua di Surabaya.
Sejumlah spanduk bertuliskan kecaman dan ajakan damai dibentangkan di depan patung Ir Soekarno. Di antaranya bertuliskan 'ciptakan rasa aman sesama anak bangsa', 'Papua bagian dari kita, kita bagian dari Papua', 'lawan rasisme,' 'stop diskriminasi', 'cipta karsa' dan lainnya.
-
Siapa yang mengemukakan perlunya masukan dari masyarakat dan ahli untuk menyelesaikan konflik Papua? “Kami sangat ingin mendengar masukan saran dan pandangan dalam mencari akar rumput permasalahan di tanah Papua serta memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi,” kata Yayan dikutip dari Liputan6.com.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
Koordinator aksi Rahmad Hendro Saputro mengatakan, seharusnya masyarakat dan aparat di Indonesia paham bagaimana persatuan serta keadilan sesama anak bangsa harus dijalin. Yakni dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, tanpa ada tindakan pelanggaran HAM maupun rasialisme dalam masyarakat maupun prosedur pengamanan aparat.
"Kami Aliansi Mahasiswa Unisri bersama GMNI dan PMII Komisariat Unisri mengutuk keras tindakan persekusi, represifitas dan rasis kepada mahasiswa Papua di Surabaya," ujar Hendro.
Para mahasiswa juga menuntut pemerintah dan semua aparat penegak hukum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Yakni dengan mengadili sesuai hukum yang berlaku kepada semua pihak yang bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.
"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa di Kota Solo untuk ikut menjamin kehidupan yang aman dan damai tanpa ada perlakuan diskriminatif maupun rasisme di Kota Solo dan sekitarnya," tandasnya.
Aksi mahasiswa tersebut sedianya dilakukan di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi. Namun karena faktor keamanan, Polresta Surakarta memindahkan aksi di Plasa Manahan, yang bersebelahan dengan Mapolresta.
Baca juga:
Cerita Anies Baswedan Punya Asisten Pribadi Asal Papua
Dialog Menyelesaikan Masalah Papua
Cendekiawan Muslim Ingatkan Tak Lukai Masyarakat Papua
Gerakan Suluh Kebangsaan Sampaikan 5 Seruan Sikapi Kasus Rasial Mahasiswa Papua
Polisi Tetapkan 10 Tersangka Unjuk Rasa di Timika Papua Berujung Ricuh
Satu Anggota KKB Tewas Tertembak Kelompok Egianus Kogoya