Desa Wisata di Bali Bertambah Jadi 238, Hanya 30 Masuk Kategori Maju dan Mandiri
Dinas Pariwisata Provinsi Bali mencatat saat ini terdapat 238 desa wisata di Pulau Dewata. Jumlahnya meningkat dibanding sebelum pandemi Covid-19.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali mencatat saat ini terdapat 238 desa wisata di Pulau Dewata. Jumlahnya meningkat dibanding sebelum pandemi Covid-19.
Sebelumnya, hanya terdapat 179 desa wisata yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali. "Yang sudah ditetapkan ada 238 desa wisata. Sebelum pandemi Covid-19 kalau tidak salah ada 179 desa wisata, akhirnya dengan pandemi Covid-19 kemarin, banyak bermunculan desa wisata sampai sekarang 238 desa wisata," kata Kepala Bidang Destinasi Pariwisata dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Bagus Adi Laksana, saat dihubungi, Kamis (26/1).
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Di mana Desa Wisata Nusa berada? Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat.
-
Bagaimana pemandangan di Desa Wisata Ciasihan? Mengutip Instagram Disparbud Jabar, Selasa (3/10), hal pertama yang bisa ditemui dan dirasakan saat menginjakan kaki di desa wisata Ciasihan adalah pemandangannya yang cantik dan berhawa sejuk.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
Desa wisata menjamur, karena pada saat pandemi Covid-19 banyak warga yang menjadi pelaku pariwisata kembali ke desa. Mereka mengembangkan desanya menjadi objek wisata yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Dan itu salah satunya dilakukan pelaku-pelaku pariwisata yang dulunya kerjanya di pariwisata ingin membangun desanya kembali," imbuhnya.
Namun, dari 283 desa wisata itu, hanya ada 30 desa wisata kategori maju dan mandiri. Rinciannya, ada 101 desa wisata kategori rintisan, 107 kategori berkembang, 27 kategori maju, dan 3 desa wisata kategori mandiri.
Adi Laksana menyebutkan bahwa untuk membangun desa wisata menjadi kategori maju atau mandiri bergantung atas komitmen semua pihak termasuk pemerintah daerah (Pemda) dan masyarakat desa.
"Tidak serta merta pengelola saja yang bergerak. Karena kalau bicara desa tidak lepas dengan adanya dorongan Desa Dinas. Terutamanya kepala desanya yang harus memberikan motivasi ke masyarakat yang mau membangun desa wisata dengan tata kelolanya," jelasnya.
Selain itu, proses pengelolaan desa wisata berlangsung lama dan tidak gampang.
"Harus berkorban dulu dalam artian harus rela mengabdi dan tidak ujuk-ujuk kita minta bantuan saja. Dalam hal pengabdian itu harus punya inovasi yang harus dikembangkan," ujarnya.
Ia juga menyatakan bahwa masih banyak desa wisata yang tidak berjalan karena kurangnya inovasi dan belum ada keunikan yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan dan lain sebagainya. Saat ini desa wisata yang stagnan itu belum ada yang tutup.
(mdk/yan)