Desain unik rumah Ciptagelar dipengaruhi iklim dan tanah
Struktur rumah panggung merupakan respon terhadap iklim dan menghargai kehidupan di dalam tanah.
Rumah di Kasepuhan Ciptagelar dibangun berdasarkan adat istiadat yang telah berlangsung sejak zaman leluhur. Eksistensi rumah adat itu kukuh melintasi segala zaman hingga sekarang. Struktur rumah bisa dibilang unik, misalnya desain fleksibel sehingga bisa mengikuti gaya gerak atau gempa bumi.
Dalam catatan kuratorial Forum Ikatan Mahasiswa Arsitektur (FIMA) Jawa Barat, masyarakat Kasepuhan Ciptagelar meyakini rumah sebagai tempat berlindung. Catatan itu disampaikan dalam pameran tentang arsitektur tradisional di Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Jawa Barat, Jalan Dipati Ukur, Bandung, 24-30 Oktober 2015.
Sebagai contoh, umumnya orang akan berhamburan keluar rumah saat terjadi gempa bumi. Namun yang terjadi di Kasepuhan Ciptagelar, masyarakat justru masuk ke dalam rumah untuk berlindung dari gempa. Mereka yakin resiko bahaya gempa lebih besar berada di luar rumah.
Struktur rumah di Kasepuhan Ciptagelar merupakan rumah panggung yang memiliki fleksibilitas terhadap gaya gempa. Selain itu, rumah dengan struktur panggung merupakan respon terhadap iklim dan menghargai kehidupan di dalam tanah.
Masyarakat meyakini jika membangun bangunan di atas tanah dengan cara langsung menutupi tanah, akan mematikan kehidupan di dalam tanah. Hal ini tidak akan memberi berkah bagi yang hidup di atasnya. Sehingga rumah yang dibangun berupa rumah panggung berkaki tidak langsung menutupi tanah.
Dengan struktur rumah panggung, rumah adat memiliki sebuah kolong. Hal ini dapat memberi daya fleksibilitas pada bangunan sehingga ketika terjadi guncangan atau gempa, bangunan cenderung mengikuti arah gaya gempa, sehingga bangunan tidak roboh.
Semua rumah di Kasepuhan Ciptagelar menggunakan bahan penutup atap dari dedaunan, kemudian elemen bangunan menggunakan bahan kayu dan bambu. Rumah adat tidak menggunakan atap terbuat dari genting. Sebab genting terbuat dari tanah, hanya orang yang sudah meninggal yang hidup di bawah tanah. Kecuali untuk bangunan yang bukan merupakan bangunan adat seperti musala, kantor pemancar radio dan sekolah.
Rumah di Kasepuhan Ciptagelar terdapat dua jenis, yaitu rumah Abah (ketua adat) dan rumah warga. Abah sebagai pimpinan adat menempati rumah cukup besar dan memiliki empat bagian yaitu; rumah besar (Imah Gede), dapur umum, rumah bambu (Imah Tihang Awi) dan rumah tiang kelapa (Imah Tihang Kalapa).
Imah gede dan dapur umum dapat dimasuki oleh masyarakat Kasepuhan Ciptagelar maupun tamu dari luar. Di dalam imah gede terdapat kamar tamu. Dapur umum merupakan dapur komunal warga Kasepuhan Ciptagelar yang setiap harinya menjadi tempat masak bagi makanan untuk seluruh warga.
Tempat yang ditinggali Abah sehari-hari dengan keluarga yang bersifat pribadi (privat) dan tidak dapat dimasuki siapa raja yaitu Imah Tihang Awi. Adapun Imah Tihang Kalapa bagian dan rumah Abah yang bersifat semi-privat.
Perbedaan rumah Abah dengan rumah warga selain dari ukurannya yang lebih besar juga dari segi material. Rumah Imah Tihang Awi dan Imah Tihang Kalapa menggunakan pohon bambu dan kelapa yang memiliki struktur menjulur ke atas.
Hal itu simbol bahwa Abah sebagai pimpinan adat memiliki hubungan secara vertika ke atas terhadap para leluhur sekaligus menjadi perantara antara warga dan para leluhur.
Baca juga:
Cari alat musik karinding, di sini tempatnya!
Pameran mengingat arsitektur tradisional Ciptagelar
Karinding alat musik pengusir hama hingga pemikat wanita
Bandung Beatbox, komunitas yang ukir prestasi ajang internasional
Lihat pameran miniatur rumah adat yuk di Monpera Bandung
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
-
Kapan Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan? Masyarakat sebentar lagi akan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Kapan Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan? Masyarakat sebentar lagi akan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Tahun ini, Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-78.
-
Apa yang unik dari gang permukiman padat penduduk di Bandung ini? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi