Dinyatakan Positif, 2 Warga Keluhkan Pelayanan Pasien Covid-19 di Tangerang Selatan
Meski isolasi mandiri (isoman) tidak lagi dianjurkan bagi penyitas Covid-19 di tanah air, di Tangerang Selatan, hal itu masih tetap diberlakukan. Meski fasilitas kesehatan seperti Rumah sakit umum telah ditambah dan Rumah Lawan Covid tersedia dengan fasilitas yang apik.
Pelayanan kesehatan di Tangerang Selatan, masih jauh dari kata ideal dalam penanganan pasien Covid-19. Hal tersebut seperti dirasakan dua kakak-beradik AR (35) dan AL (27) yang akhirnya harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya kawasan Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.
Meski isolasi mandiri (isoman) tidak lagi dianjurkan bagi penyitas Covid-19 di tanah air, di Tangerang Selatan, hal itu masih tetap diberlakukan. Meski fasilitas kesehatan seperti Rumah sakit umum telah ditambah dan Rumah Lawan Covid tersedia dengan fasilitas yang apik.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
"Sampai hari ini Satgas hanya melakukan monitoring atas kondisi saya. Padahal saya ini bukan pasien tanpa gejala, tapi bergejala," kata AR dihubungi lewat telepon, Senin (26/4).
AR mengisahkan, tidak siapnya Pemkot Tangsel, menangani pasien Covid-19 terlihat secara kasat mata. Mulai dari pemeriksaan swab test terjadwal yang lama serta hasil pemeriksaan swab test yang juga lama.
"Saya akhirnya swab mandiri. Dan sehari kemudian baru mengetahui kalau saya positif. Kalau menunggu Puskesmas baru seminggu berikutnya, kemudian menunggu hasilnya juga sangat lama," kata AR.
Dari lamanya proses itu, AR menganggap pemerintah daerah tidak serius dalam menangani persoalan penyakit akibat virus Corona itu.
AR menceritakan, awal mula dia merasakan kondisi fisik yang tidak nyaman sejak Jumat 2 April 2021 lalu. Saat itu, dia merasakan gejala tidak biasa pada badannya, seperti gejala yang dialami pasien Covid-19.
Kemudian, baru sekitar tanggal 6 April tepatnya hari Selasa, dia mendatangi Puskesmas terdekat dari tempat tinggalnya untuk melakukan swab test dan pengobatan bagi warga yang mengalami gejala sakit.
"Akhirnya baru Selasa tanggal 6 saya datangi Puskesmas, saya katakan mau swab karena merasakan gejala seperti terinfeksi Covid-19. Tapi dikatakan pihak Puskesmas swab test baru saja dilaksanakan Senin, dan akan dilakukan kembali di Puskesmas itu, Senin pekan depan," terang dia.
Kemudian petugas Puskesmas, meminta nomor kontak AR sembari meminta pasien kembali ke rumah melakukan isolasi mandiri. Pada sore hari itu juga, AR akhirnya menjalani swab test mandiri di salah satu fasilitas kesehatan swasta seharga Rp 685 ribuan, dengan hasil positif yang diketahui di Rabu pagi hari berikutnya.
"Dua jam setelah pulang dari Puskesmas, saya ditanya bagian pelayanan Puskesmas, terkait gejala yang dirasa dan kondisi fisik terkini lewat WhatsApp. Karena saya minta swab tidak dikabulkan, saya minta obat. Tapi hanya diberikan resep oleh petugas Puskesmas dan itu harus saya tebus sendiri senilai kurang lebih Rp 368 ribuan dan sampai hari ini petugas hanya memonitoring saya lewat WhatsApp," ucapnya.
Hal tersebut juga dialami adik kandungnya AL yang juga positif bergejala Covid-19. Meski sebelumnya AR dan AL berbeda tempat tinggal, kini keduanya menjalani isolasi mandiri berdua di rumah AR sementara seluruh anak-anak, istri AR diungsikan ke rumah orang tuannya, setelah hasil swab antigen keluarga AR negatif.
Atas kejadian yang dia dan adiknya alami itu, AR mengaku sangat kecewa dengan layanan kesehatan oleh Satgas Covid-19 Tangsel. Jangankan untuk mengetahui hasil tes penyakit dan obat-obatan yang dia minta pun seperti enggan menjadi beban daerah.
"Permintaan saya untuk dirawat di fasilitas kesehatan yang ada saja tidak digubris oleh Tim Satgas. Saya katakan saya sebaiknya di rujuk saja, pertama saya merasakan beberapa gejala sesak napas luar biasa. Kemudian saya khawatir karena isoman (isolasi mandiri), sementara tetangga saya banyak anak kecil dan takut virus ini menyebar. Untungnya saya dan adik saya patuh, ketika tahu positif Covid-19 berdiam di rumah. Andaikan kami membandel keluar rumah, menularkan lingkungan kami bagaimana. Bukanya aturan Isoman sudah tidak dibolehkan," kata dia.
AR dan adiknya berharap, tim Satgas Covid-19 Kota Tangsel, bisa bekerja profesional dengan patuh terhadap protokol dan ketetapan dalam menangani pasien Covid-19 sebagaimana mestinya.
"Kami sebagai warga Tangsel, jelas kecewa dan kami berharap kejadian ini tidak kembali terjadi di Tangsel dan wilayah lainnya," ucap AR.
Baca juga:
Covid-19 Kian Mengganas di India, Puncak Gelombang Kedua Diprediksi Mei
Update Jumlah Kasus Positif Covid-19 di Indonesia per 26 April
Satpol PP DKI Ingatkan Kembali Peran Satgas Covid-19 Perkantoran
Menkes Ungkap 10 Orang di RI Terpapar Virus Corona Varian Baru dari India
DPRD DKI: Klaster Perkantoran Naik, Sinyal Warga Terdidik Abai Covid-19