Diperiksa 10 Jam, Korlap Aksi Asrama Papua di Surabaya Dicecar 28 Pertanyaan
Kuasa hukum Mak Susi, Sahid mengatakan, ia datang ke Polda Jatim pada Senin (26/8) sekitar pukul 13.00 WIB, namun baru diperiksa sekitar pukul 15.00 WIB. Ia pun baru keluar dari ruang penyidik, pada Selasa (27/8) dini hari atau sekitar pukul 01.00 WIB.
Diperiksa selama 10 jam, koordinator lapangan (Korlap) aksi organisasi massa (Ormas) di Asrama Mahasiswa Papua (AMP), Surabaya, Tri Susanti atau dikenal juga sebagai Mak Susi, dicecar 28 pertanyaan oleh penyidik Polda Jatim. Ia pun dicecar seputar kasus perusakan tiang berbendera merah putih dan ujaran kebencian saat insiden di AMP beberapa waktu lalu.
Kuasa hukum Mak Susi, Sahid mengatakan, ia datang ke Polda Jatim pada Senin (26/8) sekitar pukul 13.00 WIB, namun baru diperiksa sekitar pukul 15.00 WIB. Ia pun baru keluar dari ruang penyidik, pada Selasa (27/8) dini hari atau sekitar pukul 01.00 WIB.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Kenapa konflik Papua semakin meningkat, meskipun pembangunan di wilayah tersebut digalakkan? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
Sahid mengatakan, kliennya diperiksa seputar kejadian pada tanggal 14, 15, 16 dan 17 Agustus. Saat itu, Mak Susi mengakui mengundang teman-temannya untuk datang ke muspika kelurahan dan kecamatan.
"Intinya untuk minta dipasang bendera di asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, pada tanggal 14 (Agustus)," ujarnya, Selasa (27/8).
Ia menambahkan, pada saat itu kliennya berkoordinasi dengan muspika kelurahan, kecamatan, dan koramil, untuk memasang bendera. Setelah bendera terpasang pada tanggal 15 Agustus, ternyata bendera tersebut bergeser. Hingga akhirnya, dilakukan pemasangan lagi.
"Setelah itu lah ada insiden yang disebut perusakan bendera. Tapi penyidik bilang, tiang tidak patah, tapi bengkok. Bengkok jadi tiga," ujarnya.
Demikian juga soal bendera yang sobek, ternyata tidak ada sobekan, yang ada bendera itu masuk ke selokan. "Tapi ujung-ujungnya kan sama, pengerusakan. Karena posisinya (tiang bendera) sudah tidak sama. Tiangnya dari besi bengkok jadi tiga," tambahnya.
Terkait dengan kalimat ujaran kebencian, Sahid memastikan jika kliennya tidak pernah mengucapkan kalimat yang bernada provokasi, atau menyebarkan kebencian. Ia menyebut, bahasa yang digunakan oleh kliennya sebagai bahasa standart.
"Gak ada (ujaran kebencian) kita yakin gak ada, bahasanya juga standart aja. Undangan yang dikirimkan pun, juga hanya minta untuk audiensi, untuk diminta pasangkan bendera di asrama, gak ada yang provokatif," tegasnya.
Dikonfirmasi mengenai status Mak Susi, Sahid mengatakan hingga kini ia masih berstatus sebagai saksi. "Masih saksi," tegasnya.
Sebelumnya, Susi sempat meminta maaf kepada masyarakat Papua. Namun Susi menegaskan tindakannya dengan Ormas Surabaya mendatangi AMP untuk meluruskan isu pembuangan dan perusakan tiang berbendera merah putih.
Susi juga menegaskan pihaknya tidak melontarkan kalimat rasis hingga melakukan pengusiran kepada mahasiswa Papua di AMP di Jalan Kalasan Surabaya.
Nama Susi sendiri sempat menjadi sorotan pada perhelatan pemilihan presiden lalu, karena ia menjadi salah satu saksi dari Partai Gerindra di persidangan Mahkamah Konstitusi. Ia sendiri, diketahui merupakan salah satu caleg dari Partai Gerindra di Surabaya.
Baca juga:
Ombudsman Minta Pemerintah Beri Penjelasan Terkait Pembatasan Internet
Gubernur Papua Desak Internet Dibuka: Banyak Keluhan, Kondisi Sudah Aman
5 Anggota Kodam Brawijaya Dinonaktifkan Terkait Peristiwa di Asrama Papua
Menteri Nasir Jamin Mahasiswa Papua di Seluruh Indonesia akan Dilindungi
Polda Jatim Periksa Korlap Ormas Mak Susi Terkait Insiden di Asrama Mahasiswa Papua
Seruan Perdamaian untuk Masyarakat Papua
Lagu Papua Bergema di Surabaya