Ditemani istri gubernur Jateng, Melanie datangi keluarga Satinah
Melanie bahkan sempat menemani anak Satinah di dapur untuk menyiapkan makan siang.
Ditemani istri Gubernur Ganjar Pranowo, Siti Atiqoh Supriyanti, Duta Migrant Care Melanie Subono mengunjungi rumah Satinah di Dusun Mrunten Wetan, Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (3/4).
Kedatangan mereka disambut langsung oleh putri semata wayang Satinah, Nur Afriana dan kakak Satinah, Paeri Alfery.
Dalam kunjungannya itu, mereka berbincang dan berdiskusi kurang lebih selama dua jam tentang Satinah yang belum juga ada kabarnya dari Kementerian Luar Negeri. Melanie bahkan sempat menemani Afriana di dapur untuk menyiapkan makan siang.
"Seharusnya sesedikit apapun hasil dari tim negosiasi diinformasikan pada keluarga. Agar mereka tidak terus menerus cemas," sesal Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah terhadap minimnya informasi dari Kementerian Luar Negeri.
Pada kesempatan itu, Afriana dan Paeri mengucapkan terima kasih atas upaya penggalangan dana Solidaritas untuk Satinah dari Migrant Care bersama Pemprov Jateng.
"Terima kasih, mudah-mudahan menghasilkan yang terbaik," ungkap Paeri.
Siti Atiqoh berharap ada upaya dari pemerintah melakukan perbaikan terhadap proses dan mekanisme pengiriman TKI ke luar negeri.
"Selain pembekalan keterampilan, tenaga kerja juga harus dikenalkan dengan kebudayaan sosial ke masyarakat negara tujuan," jelasnya.
Bagaimanapun hidup di negeri orang memerlukan pengetahuan tentang budaya sosial setempat. Hal ini dilakukan supaya para TKI ini tidak terjadi benturan secara sosial selama bekerja di luar negeri.
"Seringkali hal ini yang kurang diperhatikan oleh pemerintah dan biro jasa pengiriman TKI ke luar negeri," tegasnya.
Satinah (40), Tenaga Kerja Indonesia asal Semarang terancam hukuman mati di Arab Saudi. Untuk pembebasan Satinah dari hukuman mati adalah dengan membayar diat atau tebusan kepada keluarga korban sebesar 7 juta riyal atau Rp 21 miliar.