Edy Rahmayadi: Yang Mau Memusnahkan Babi Siapa?
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bingung dengan unjuk rasa #savebabi yang menolak pemusnahan babi, Senin (10/2). Dia malah bertanya siapa pihak yang ingin mengambil langkah pemusnahan itu.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bingung dengan unjuk rasa #savebabi yang menolak pemusnahan babi, Senin (10/2). Dia malah bertanya siapa pihak yang ingin mengambil langkah pemusnahan itu.
"Yang mau memusnahkan siapa?" tanya Edy saat diwawancarai wartawan terkait unjuk rasa itu.
-
Di mana Raffi Ahmad bertemu Billy? Karena tak ada seorang pun di bawah, Raffi Ahmad memutuskan untuk naik ke lantai dua. Akhirnya, dia bertemu dengan Billy Syahputra.
-
Kapan Tuk Budoyo ramai dikunjungi? Biasanya mata air Tuk Budoyo akan ramai pengunjung pada malam satu suro.
-
Apa saja yang dilakukan Raffi Ahmad dan band The Popstars saat tampil di Balikpapan? Meskipun usianya sudah tidak muda, semangat mereka tetap tinggi seperti anak-anak muda. Bukti terlihat dari postingan Raffi Ahmad beberapa waktu yang lalu. Semua orang terlihat antusias mengguncang panggung dan menghibur penonton. Desta berinteraksi dengan penonton dengan sangat hangat.
-
Kapan Febby Rastanti memotong pendek rambutnya? Febby Rastanti memilih memotong pendek rambutnya di Amerika, tetap memancarkan kecantikan. Gaya rambut pendeknya memberikan nuansa segar dan modern, membuktikan bahwa kecantikan tak terikat pada panjang rambut.
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
Begitupun, Edy memastikan Pemprov Sumut terus bekerja keras untuk menangani hog cholera dan African Swine Fever (ASF) yang tengah menyerang babi di daerah ini. Dia pun meminta agar warga Sumut turut serta mengatasinya.
"Ini kan musibah. Wabah ini semua orang tak mau itu. Untuk itu harus bersama-sama kita mengatasinya. Tak bisa dijadikan itu persoalan, ribut sana ribut sini. Kita sudah berkali-kali rapat membahas bagaimana jalan keluarnya," sebutnya.
Mantan Pangkostrad ini menjelaskan langkah-langkah yang sudah dilakukan, di antaranya pemberian disinfektan dan memantau lalu lintas keluar masuk babi dari daerah terjangkit. Sementara pemusnahan hanya dilakukan terhadap babi yang mati dan sudah dinyatakan positif mengidap hog cholera atau ASF.
"Karena belum ada obatnya. Kita melarang rakyat membuang sembarangan babi-babi yang sudah mati," ujarnya.
Jika seluruh babi yang ada di Sumut dimusnahkan dan diganti rugi, akan ada persoalan keuangan. Dengan estimasi harga seekor babi Rp2 juta, maka untuk mengganti rugi sekitar 2 juta ekor babi diperlukan Rp4 triliun.
"Siapa yang mau ganti? Bukan itu persoalannya," sebut Edy.
Pemprov Sumut saat ini juga tengah membahas bantuan pengganti mata pencaharian peternak yang babinya mati. "Kalau itu yang dia minta, enggak usah pakai demo. Itulah yang kita bicarakan, itu kita bahas," sebut Edy.
Sebelumnya, seribuan pendemo melakukan aksi #savebabi di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Senin (10/2). Mereka menyatakan menolak pemusnahan massal babi karena dianggap mengancam budaya Batak.
Baca juga:
Tolak Pemusnahan Babi, Massa #Savebabi Demo di Kantor DPRD Sumut
Mentan Syahrul Isolasi Kabupaten Terjangkit Wabah Demam Babi Afrika di Sumut
Penertiban Babi Ilegal di Deli Serdang Ricuh, Camat Dikepung Pekerja Peternakan
Pemprov Sumut Anggarkan Rp5 Miliar Tangani Wabah Babi
27.000 Babi di Sumut Mati, Diduga akibat Penyakit
22.985 Babi di Sumut Mati Akibat Virus Hog Cholera