Eks Kasum sebut Polri tak perlu malu minta bantuan personel ke TNI
Institusi apapun di negara manapun tidak ada yang bisa melaksanakan tugasnya sendirian.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengirim surat kepada Panglima TNI dengan tembusan Kasad, Irwasum Polri dan jajaran petinggi Polri. Surat Nomor B/3303/VII/2015 tertanggal 15 Juli tersebut berisi permintaan permohonan mengikutsertakan personel Korps Brimob Polri dalam Diklat Raider di Pusdiklat Kopassus.
Pusdiklat Kopassus di Batujajar, Bandung, selama ini dijadikan pusat latihan dasar pasukan korps Baret Merah. Mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo menilai, meski salah satu visi Polri adalah 'mandiri', tapi bukan berarti Polri serba bisa dan bisa melakukan segala hal sendirian.
Menurutnya, institusi apapun di negara manapun tidak ada yang bisa melaksanakan tugasnya sendirian. Apalagi jika tugasnya itu terkait dengan penanganan masalah keamanan dan pertahanan.
Mantan Wakil Kepala Staf TNI AD ini menyatakan, penanganan masalah keamanan dan pertahanan dilakukan oleh unit gabungan yang terintegrasi dalam satu komando.
"Oleh sebab itu mereka umumnya membangun sistem dan unit yang memiliki interoperabilitas dalam pengoperasiannya," katanya dalam keterangannya, Selasa (28/7).
Mantan Pangdam Jaya ini juga mengatakan, Polri harus sudah berani mendeskripsikan kemampuan dan batas kemampuannya. Sehingga jika ada tugas yang dinilai berada di luar batas kemampuannya, Polri memiliki sistem atau prosedur untuk meminta bantuan kepada instansi terkait.
"Hal yang perlu diingat adalah, pemberian bantuan TNI kepada Polri bukan cuma untuk 'menambah jumlah' orang saja. Tetapi bisa dalam bentuk 'mengisi celah' yang di luar kemampuan Polri. Jadi kalau memang harus sampai mengejar teroris di hutan, ya minta saja bantuan TNI agar bisa memberikan unitnya yang 'jago bermain' di hutan dan dalam penugasannya kan bisa tetap di bawah komando Polri," katanya.