Eks pejuang Timtim malu para jenderal berseteru karena pilpres
"Kami eks PPI Timtim sudah sepakat untuk membela Prabowo Subianto jika terus disudutkan," kata Agustinus.
Warga eks pejuang pro-integrasi (PPI) Timor Timur menyatakan prihatin dan malu dengan perseteruan para jenderal purnawirawan, hanya karena perbedaan politik terkait pilihan calon presiden dan calon wakil presiden pada 9 Juli 2014.
"Kami prihatin dan malu karena kami memiliki hubungan emosional dengan para jenderal tersebut, ketika Timtim masih menjadi bagian dari NKRI," kata Agustino Pinto, salah seorang pejuang pro-integrasi Timtim ketika dihubungi dari Kupang, Jumat (20/6).
Seperti diberitakan Antara, warga eks PPI Timtim itu umumnya tinggal dan menetap di wilayah Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Mereka terus mencermati dan mengikuti perkembangan terkait dengan pemilu presiden, terutama perseteruan para jenderal purnawirawan ketika Letjen (purn) TNI Prabowo Subianto menjadi salah satu kandidat presiden.
"Kami eks PPI Timtim sudah sepakat untuk membela Prabowo Subianto , jika mantan Danjen Kopassus dan Panglima Kostrad itu terus disudutkan. Kami akan membeberkan perintah bumi hangus Timtim sebagai salah satu bentuk pembelaan kepada Prabowo Subianto ," ujarnya.
Perintah "bumi hangus" di Timor Timur pasca-jajak pendapat 1999, kata dia, memang tidak pernah diungkap oleh siapa pun saat menjalani sidang di Pengadilan HAM.
"Kasus ini (bumi hangus) memang ditutup rapat dan dijaga begitu rapi agar tidak sampai bocor di pengadilan. Namun, kalau Prabowo juga terus disudutkan terkait dengan masalah penculikan aktivis HAM dan pelanggaran HAM lainnya di Indonesia, kami akan siap membelanya," ujar Agustino Pinto.
Ia menegaskan bentuk pembelaan yang akan dilakukan eks PPI Timor Timur terhadap Prabowo Subianto adalah mengungkap secara transparan perintah bumi hangus di Timtim pascajajak pendapat 1999.
"Siapa yang memerintahkan untuk melakukan aksi bumi hangus tersebut? Kami (PPI) adalah pelaksana di lapangan, sehingga kami tahu persis siapa yang memberi perintah itu. Kami masih terus menjaga dan melindunginya sampai sekarang. Jika Prabowo tetap terus disudutkan, kami akan membongkar rahasia negara terkait dengan perintah bumi hangus Timtim tersebut," katanya.
Para eks PPI Timtim cukup heran dengan perseteruan para jenderal purnawirawan ketika Prabowo Subianto lolos menjadi salah satu kandidat presiden untuk bertarung dengan Joko Widodo pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
"Ketika Ibu Megawati Soekarnoputri meminang Prabowo untuk mendampinginya sebagai wakil presiden pada pemilu presiden lima tahun lalu, kenapa persoalan HAM tidak diperdebatkan oleh para jenderal purnawirawan pada saat itu," tuturnya dalam nada tanya.
"Kami sangat prihatin dengan perseteruan para jenderal purnawirawan saat ini. Jika Prabowo tetap terus dipojokkan terkait dengan pelanggaran HAM, kami juga tidak segan-segan untuk membongkar siapa yang mengeluarkan perintah bumi hangus Timtim selepas jajak pendapat pada 1999. Kami sudah sangat malu, karena para jenderal tersebut punya hubungan emosional dengan Timtim," demikian Agustino Pinto.