Fadli Zon Dukung Kasal Laksamana Yudo Jadi Panglima TNI Pengganti Andika Perkasa
Dengan memilih Yudo, juga akan memperkuat TNI. Serta memperkuat angkatan laut. Salah satunya bisa menjalankan visi negara dengan angkatan laut yang kuat.
Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon menilai Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono berpeluang menjadi Panglima TNI pengganti Andika Perkasa. Fadli melihat perlu ada pergiliran matra, angkatan laut belum mendapatkan kesempatan di era Presiden Joko Widodo. Yudo pun sempat menjadi calon kuat sebelumnya.
"Saya kira dari AL baik juga. Karena biar ada semacam pergiliran karena kemarin juga kan menjadi kandidat yang kuat, ya. Kemudian dipilih Pak Andika, itu saya kira pilihan yang tepat," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/9).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa nama penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
Dengan memilih Yudo, juga akan memperkuat TNI. Serta memperkuat angkatan laut. Salah satunya bisa menjalankan visi negara dengan angkatan laut yang kuat.
"Kalau sekarang dari AL, saya kira bukan hal yang salah. Itu bisa memperkuat matra yang berbeda dengan yang sekarang, maksud saya memperkuat matra laut. Terutama, tadi dilihat visi ke depan memperkuat armada laut, ancaman di laut China selatan dan sebagainya," jelas Fadli.
Hanya saja semua tergantung bagaimana sikap Presiden Joko Widodo. Sepenuhnya kewenangan memilih Panglima TNI ada di tangan Jokowi.
"Itu tergantung dari presiden untuk menilai. Bisa saja keperluan untuk digilirkan, bisa saja kebutuhan agak berbeda. Saya kira judgement-nya di presiden untuk menilai kebutuhan itu," kata Fadli.
Politikus Gerindra ini mendorong surat presiden diserahkan lebih awal atau sebelum DPR memasuki masa reses pada Oktober mendatang. Apalagi masa jabatan Andika akan selesai pada Desember mendatang.
"Ya bisa jadi kalo presiden sudah punya keputusan lebih baik sehingga proses nanti untuk fit and proper test nya lebih mudah dirancang tidak dadakan," ujar Fadli.
(mdk/eko)