Falsafah 'Resopa Temmangingi' dan karakter orang Sulsel di mata Nurdin Halid
Bakal Calon Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Halid menyadari bahwa seorang pemimpin harus paham dengan karakteristik masyarakat dia pimpin. Tak hanya itu, baginya, pemimpin juga hendak mengenali anatomi daerahnya.
Bakal Calon Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Halid menyadari bahwa seorang pemimpin harus paham dengan karakteristik masyarakat dia pimpin.
Tak hanya itu, baginya, pemimpin juga hendak mengenali anatomi daerahnya.
-
Siapa yang berpartisipasi dalam Pilkada Serentak 2015? Pilkada serentak 2015 digelar untuk daerah-daerah dengan masa jabatan kepala daerah yang habis pada periode 2015 sampai Juni 2016.
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Ada pun kepala daerah yang dipilih dalam Pilkada adalah Gubernur dan Wakil Gubernur. Kemudian, Bupati dan Wakil Bupati serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Siapa yang menjadi vokalis grup selawat Hadrah Syubbanul Muslimin di Pondok Pesantren Nurul Qodim Kalijakar Probolinggo? Gus Azmi merupakan vokalis grup selawat hadrah dari salah satu Pondok Pesantren di Probolinggo. Gus Azmi dapat banyak perhatian karena mengusung aliran musik religi islami. (Foto/IG/gusazmi.reels) Grup Selawat Hadrah Pemuda berusia 19 tahun ini dikenal melalui kegiatannya sebagai vokalis dalam grup selawat Syubbanul Muslimin dari Pondok Pesantren Nurul Qodim Kalijakar Probolinggo. Pengasuh ponpes ini adalah KH. Hafidzoel Hakim Noer. (Foto: IG @askandaryoung)
Ini pula alasan bagi Nurdin gencar turun ke masyarakat. Sejak menyatakan rencana bertarung di Pilgub, dia mencatat telah mendatangi 160 desa di Sulsel. Selain menggalang dukungan, dia juga ingin mengenali masyarakat lebih dekat.
Dari pengalamannya, Nurdin Halid menyebutkan ada beberapa karakteristik khas masyarakat Sulsel. Dua di antaranya adalah religius dan taat terhadap istiadat. Adapun yang paling menonjol, menurut dia, adalah budaya kerja keras.
“Budaya kita yang paling menonjol adalah reso, atau kerja keras. Makanya banyak orang yang merantau dan rata-rata berhasil. Itu pula sebabnya kenapa kapal Pinisi dari Sulsel bisa berlayar hingga ke Madagaskar dan Afrika Selatan,” kata Nurdin, Kamis (8/2).
Soal budaya kerja keras, Nurdin melanjutkan, orang Sulsel selalu memegang sebuah falsafah klasik. Kalimatnya berbunyi, “resopa temmangingi na letei pammase dewata.”
“Ini artinya, hanya dengan kerja keras dan doa, kita akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT,” ujar Nurdin.
Nurdin berjanji, kelak jika ditakdirkan menjadi gubernur Sulsel, dia dan Aziz Qahhar Mudzakkar akan mengarahkan pembangunan sesuai karakteristik daerah. Hal itu sebenarnya sudah tertuang dalam konsep program Tri Karya.
Konsep Tri Karya menekankan tiga hal, yakni pembangunan berbasis infrastruktur; pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan; serta pembangunan berbasis kearifan lokal.
“Kita tinggal mengarahkan program ini sesuai dengan karakteristik orang Sulsel,” tutupnya.
(mdk/paw)