Fenomena Kampus Berikan Gelar Kehormatan Dinilai Ingin Jadi Bagian Kekuasaan
Dia mencontohkan banyak civitas kampus yang menjadi direktur, menteri, dirjen, hingga komisaris BUMN.
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri bakal menerima gelar profesor kehormatan atau guru besar tidak tetap (GGBT) dari Universitas Pertahanan pada Jumat (11/6). Pengamat Pendidikan dari Universitas Paramadina, Totok Amin Soefianto menilai fenomena memberikan GGBT kepada tokoh untuk berlomba-lomba menjadi bagian dari pemerintah.
"Menurut saya fenomena kampus memberikan gelar kehormatan, kan seolah-olah berlomba-lomba kan. Nah di sini, saya melihat ada fenomena, bahwa kampus ini aktor-aktor kampus dalam hal ini dosen itu berlomba-lomba untuk menjadi bagian dari pemerintah, menjadi bagian dari kekuasan," katanya saat dihubungi merdeka.com, Rabu (9/6).
-
Kapan Presiden Joko Widodo menyelesaikan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada? Masuk kuliah pada 1980, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya 5 tahun berselang.
-
Siapa yang membiayai Soeharto untuk melanjutkan sekolah? “Saya masih ingin melanjutkan sekolah, tetapi baik ayah saya mau pun keluarga lainnya tidak ada yang sanggup membiayai saya sekolah. Keadaan ekonomi keluarga saya rendah sekali,” tulis Soeharto dalam otobiografinya Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya yang ditulis oleh G Dwipayana dan Ramadhan KH
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan konsep Merdeka Belajar yang diusung Ki Hajar Dewantara diadopsi dalam sistem pendidikan Indonesia? Konsep Merdeka Belajar yang pernah diusung Ki Hajar Dewantara diadopsi dalam sistem pendidikan saat ini.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Bagaimana Ki Hadjar Dewantara menunjukkan semangatnya dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia? Sosok yang akrab dijuluki Bapak Pendidikan Nasional itu bekerja keras memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia di tengah penjajahan pada masa itu.
Dia mencontohkan banyak civitas kampus yang menjadi direktur, menteri, dirjen, hingga komisaris BUMN. Tidak hanya itu, yaitu Pratikno yang saat ini menjadi Mensesneg sebelumnya menjadi dosen di Universitas Gajah Manda. Dia menilai dengan memberikan gelar kehormatan tidak tetap kepada tokoh maka para aktor kampus akan mendapatkan posisi di pemerintahan.
"Coba lihat BUMN kementerian jadi dirjen, nah menurut saya ini menjadi sebab kampus kurang kritis saat ini. Kan sudah kehilangan kampus yang dosen yang kritis yang punya suara berbeda dari pemerintah. Agak kurang kita," bebernya.
Hal tersebut pun kata Totok akan berdampak buruk. Salah satunya kampus tidak memiliki kemandirian. Sebab kata dia terlalu terpukau pada kekuasaan dan bisnis.
"Entah itu yang dapat itu kan kebanyakan pengusaha sukses, pejabat, ini menunjukkan secara tidak langsung kampus itu mendapat anggaran dan kekuasaan. Ini yang menyebabkan kampus akhirnya mencoba memuaskan kalangan bisnis atau kalangan penguasa," bebernya.
Seharusnya kampus kata Totok mencari anggaran sendiri di samping didapatkan dari mahasiswa.Salah satunya kata dia dengan menciptakan inovasi dan riset sehingga mampu memberikan trobosan yang paten.
"Dari situ kan mereka dapat uang, di samping dari uang kuliah bisa jadi andalan, kampus harus punya uang pemasukan nontradisional jangan mengharapkan dari jumlah mahasiswa aja, tetapi dari kolaborasi, riset," ungkapnya.
Totok pun berharap dengan adanya kerja sama dan kolaborasi dengan pemerintah dan pengusaha tidak hanya mendapatkan manfaat dari pemerintah. Tetapi dapat mengembangkan inovasi dan terobosan baru.
"Tetapi ini mudah-mudahan jadi titik awal kolaborasi lebih baik dengan pejabat, jangan cuman 'jualan profesor dan doktor, jualan honoris kausa dan profesor kehormatan'," bebernya.
"Jadi jadi jembatan kerja sama yang lebih baik, mudah-mudahan begitu, tapi kalau keterusan jadi cara mudah, nanti kampusnya cuma ngajar saja enggak pernah ada riset dan ada paten," tambahnya.
Baca juga:
Fungsi Daftar Pustaka Lengkap dengan Pengertian hingga Syarat dan Contohnya
Nadiem: Kalau Sudah Bisa PTM Terbatas, Jangan Lupa Tetap Jaga Prokes
Ombudsman Simpulkan Kendala Sistem PPDB DKI Karena Operator Gagal Antisipasi
226 Sekolah di Jakarta Ikuti Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Hari Ini
GAPKI Riau Sayangkan Soal Ujian SD di Kampar Berisi Kampanye Negatif Sawit
1.732.711 Tenaga Pendidik Telah Jalani Vaksinasi Covid-19