Festival Islami, Musik Patrol dan Tari Kuntulan Hibur Warga Banyuwangi
Festival Islami Musik Patrol dan Kuntulan menyemarakkan suasana malam Ramadan di pusat kota Banyuwangi, Rabu (5/4). Sepuluh kelompok musik patrol dan lima kelompok penari kuntulan menghibur masyarakat yang hadir dari berbagai daerah.
Festival Islami Musik Patrol dan Kuntulan menyemarakkan suasana malam Ramadan di pusat kota Banyuwangi, Rabu (5/4). Sepuluh kelompok musik patrol dan lima kelompok penari kuntulan menghibur masyarakat yang hadir dari berbagai daerah.
Festival ini digelar pertama kali sejak tiga tahun terakhir. Selama pandemi Covid-19, festival tersebut ditiadakan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa KIK Pecel Rawon penting bagi Banyuwangi? “Alhamdulillah, satu persatu kita berhasil menginventarisir warisan kekayaan tradisional kita. Kali ini pecel rawon sudah sah diakui berasal dari Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
Peserta musik patrol merupakan finalis hasil seleksi online yang digelar beberapa waktu lalu. Mereka adalah kelompok patrol terbaik yang berasal dari berbagai kecamatan, antara lain Giri, Singojuruh, Glagah, Cluring, dan Banyuwangi.
Mereka tampil di atas panggung yang digelar di halaman Stadion Diponegoro. Menyanyikan lagu religi bernuansa tradisional, masing-masing anggota kelompok memainkan alat musik khas patrol seperti kentongan, seruling, dan angklung.
©2023 Merdeka.com
Setelah tampil di panggung, mereka kemudian berpatrol ria keliling wilayah kota Banyuwangi. Penampilan kelompok patrol yang unik dengan membawakan musik asyik menyedot perhatian ribuan masyarakat yang rela berdiri di sepanjang jalan raya.
Tak kalah menghibur penampilan kelompok penari kuntulan. Kuntulan merupakan tari tradisional Banyuwangi yang ditampilkan dengan perpaduan nuansa Timur Tengah. Pentas tari dipadukan dengan alunan alat musik rebana dan kluncing.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, Festival Islami ini digelar untuk menghidupkan khasanah tradisi dan budaya Islam di Bumi Blambangan.
©2023 Merdeka.com
Bagi warga Banyuwangi, kata dia, musik patrol dan tari kuntulan menjadi kesenian yang melekat dengan Bulan Suci Ramadan.
"Banyuwangi ingin nguri-nguri budaya lokal melalui tradisi yang unik dan menarik ini. Selain sebagai hiburan masyarakat, harapan kami festival ini juga menjadi sarana pemulihan ekonomi warga," kata Ipuk.
Musik patrol dan tari kuntulan, lanjut Ipuk, sudah lama dijadikan sebagai sarana siar Islam bagi masyarakat Banyuwangi. Hal yang serupa dengan pendekatan Wali Songo ketika menyiarkan Islam di Tanah Jawa.
Selain itu, kesenian lokal tersebut juga berperan dalam merajut keharmonisan dalam hidup bertetangga. Dalam tradisi patrol, misalnya, tercermin rasa saling peduli dan guyup rukun.
©2023 Merdeka.com
Sebagaimana diketahui, musik patrol dimainkan oleh warga setiap Ramadan menjelang waktu makan sahur. Meriahnya musik patrol membangunkan warga muslim untuk menyiapkan menu makan sebelum berpuasa.
"Kami berharap festival ini bisa terus digelar setiap tahun agar kebudayaan dan tradisi ini terus lestari. Kami ingin musik patrol dan tari kuntulan bisa terus dimainkan oleh lintas generasi," imbuhnya.
Hardini, salah satu penonton Festival Islami mengaku terhibur dengan pertunjukan yang ada. Ia bahkan telah datang ke sekitar area digelarnya festival sebelum acara dimulai.
"Sudah lama tidak ada festival ini. Jadi ramai sekali warga yang datang. Pertunjukannya juga bagus-bagus," kata.
Musik patrol menjadi salah satu pertunjukan yang ditunggu-tunggu selama Ramadan. Hardini merasa lebih senang saat dibangunkan sahur dengan musik patrol ketimbang dengan suara pengeras suara keliling yang berisik.
(mdk/hhw)