Ganjar minta warga Rembang & PT Semen Indonesia menahan diri
Bentrokan ini membuat suasana dan ketenangan warga baik yang pro dan kontra pembangunan pabrik semen di Rembang terusik.
Usai kejadian pembubaran demo di pintu masuk Kawasan Pembangunan Semen Indonesia oleh pihak PT Semen Indonesia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta supaya kedua belah pihak bisa menahan diri. Baik dari pihak warga Rembang dalam hal ini ibu-ibu yang mendirikan tenda di sekitar pabrik semen maupun pihak pabrik semen itu sendiri.
"Dari sisi lain sebenarnya kita berharap sudah berkali-kali saya sampaikan. Karena kita sudah masuk prosedur hukum, saya meminta tolong, tolong dah berkali-kali hormati dulu dah. Nggak usah ada yang bergerak apapun. Jadi, kalau nggak ada yang bergerak, kedua belah pihak saling menghormati adanya putusan ini," ungkap Ganjar Pranowo di Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jawa Tengah Senin (1/12).
Terjadinya bentrokan ini membuat suasana dan ketenangan warga baik yang pro dan kontra pembangunan pabrik semen di Rembang terusik dan bergejolak. Termasuk dirinya sebagai kepala pemerintahan di Jawa Tengah mendapatkan banyak komplain, umpatan, makian bahkan di bully di media sosial.
"Sebab kalau sudah terjadi begini akan terjadi banyak hal. Saya juga di SMS banyak banget, di bully banyak sekali judulnya kirim ke nomor-nomor ini begitu itu di seluruh Indonesia," tuturnya.
Meski sebetulnya, persoalan pro dan kontra pembangunan pabrik semen saat ini sudah masuk di proses gugatan izin lingkungan di PTUN sehingga dengan gejolak ini seolah-olah kedua belah pihak tidak menghormati proses hukum yang masih berjalan.
"Jadi saya bicara sampaikan kepada mereka ada banyak yang tidak tahu. Sebenarnya sudah sampai program ke PTUN. Proses PTUN ini khan sudah berjalan cukup lama khan, jadi kita tunggu saja hasilnya. Nah, kalau itu saling menghormati yang begini-begini tidak akan terjadi," paparnya.
Terkait upaya ibu-ibu Rembang yang melakukan aksi demo kontra terhadap pembangunan pabrik semen melaporkan anggota polisi ke Polda Jateng, Ganjar menilai sah-sah saja mereka melapor ke Polda Jateng. Jika ada pelanggaran, Ganjar percaya Polda Jateng akan melakukan upaya penegakan hukum dengan tegas.
"Nggak apa-apa, harapannya memang begini, saya berharap kalau memang ada pelanggaran nanti Polda Jateng akan bersikap tegas soal itu. Siapa yang melanggar," pungkasnya.
Info di lapangan saat ini sebanyak tujuh orang ibu-ibu dengan didampingi kuasa hukum LBH Semarang dan Walhi sekitar pukul 07.00 WIB tadi berangkat dari Rembang menuju ke Kantor Polda Jateng di Jalan Pahlawan Kota Semarang.
Mereka rencananya hari ini, Senin (1/12) sekitar pukul 11.00 WIB akan melaporkan tindakan represif aparat penegak hukum kepolisian yang dilakukan saat protes pembangunan dengan memblokir pintu masuk pabrik semen pada tanggal 26 dan 27 November lalu dibubarkan paksa oleh polisi.