Gara-gara aset mangkrak di Semarang, 14 BUMN disentil Ganjar
Ganjar memberi mereka dua pilihan agar asetnya tak merusak wajah Semarang, apa itu?
Sudah beberapa tahun Kawasan Kota Lama Kota Semarang, Jawa Tengah belum mengumbar pesonanya dan menarik banyak wisatawan. Penyebabnya adalah aset milik 14 BUMN sampai kini mangkrak dan tak terurus.
Kebetulan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan pertemuan saat Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan perjalanan wisata bersama 119 CEO BUMN di Indonesia di atas KM Kelud yang merupakan kapal milik PT Pelni di atas perairan wilayah Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Ganjar langsung menyindir dan memberi tantangan kepada 14 BUMN yang hadir dalam pertemuan tersebut. Ganjar ingin memastikan gedung-gedung BUMN yang mangkrak maupun digunakan untuk kantor di Kawasan Kota Lama Semarang dilihkan atau difungsikan fasilitas kinerja sesuai dengan karakter masing-masing.
"Nah ini Bu Menteri (Rini Soemarno). Perwajahannya ini masih sangat perlu diurusi makanya kita mau melakukan proses revitalisasi. Secara heritage sudah saya daftarkan ke internasional sebagai heritage peninggalan sejarah zaman Belanda," ungkap Ganjar Pranowo, Sabtu (21/11) siang, di hadapan ratusan CEO BUMN di DEK 6, KM Kelud selama perjalanan dari Pelabuhan Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara ke Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah.
BUMN pertama yang Ganjar sindir adalah BUMN Rajawali yang banyak gedungnya yang terbengkalai dan rusak. Bahkan Ganjar sambil berkelakar menyatakan jika gedung-gedung mangkrak tersebut dihuni beberapa makhluk halus.
"Mari dicatat sesuai data kami, Rajawali Sindoro, RNI ikut enggak ya? Di Jalan Kepodang berfungi dan terbengkalai dan rusak dikasih saya atau gimana? Di Jalan Suari rusak! Isinya demit itu. Rajawali hanya satu berfungsi. Saya Januari dipaksa untuk segera dijadikan kawasan wisata," ungkapnya.
Ganjar juga berencana, jika Kota Lama Semarang nanti akan dijadikan obyek wisata international dirinya akan menarik beberapa pabrik garmen, tekstil dan industri kerajinan batik memamerkan produksinya ke Kawasan Kota Lama Semarang tersebut.
"Garmen-garmen saya minta mereka buat FO. Bisa masuk ke sana dan ditata saya kira keren. Festival Pasar Sentiling turis Belanda-Belanda pada berdatangan. Bahkan ada yang ngomong ini punya saya (orang Belanda). Lha kok enak men," ungkapnya sambil ditepuk tangani CEO yang hadir.
Saat dikonfirmasi wartawan, Ganjar mengungkapkan mayoritas ke-14 BUMN yang ada di Kawasan Kota Lama Semarang sepakat untuk memperbaiki dan memfungsikan beberapa gedung-gedung aset mereka yang mangkrak.
"Mayoritas mereka seperti BNI, Bank Mandiri usai kegiatan langsung kontak ke saya dan setuju jika mereka akan memperbaiki gedung-gedung mereka. Maka target saya untuk tahap awal mereka memperbaiki. Kemudian awal Januari, target saya untuk event maka biar itu menjadi tempat destinasi baru begitu," tuturnya.
Ganjar menjelaskan pemerintah Belanda pun mendukung upaya Pemprov Jateng untuk merevitalisasi Kota Lama Semarang. Bahkan mereka menyampaikan konsep dan optimis kembali setelah beberapa kali dilakukan upaya revitalisasi oleh Pemkot Semarang namun tidak maksimal.
"Dari Belanda sudah saya kunjungi mereka melakukan kunjungan balasan ke sini. Dia menyampaikan konsep yang ada dan mereka kembali optimis. Mereka berharap betul mengambil alih (dari Pemkot Semarang). Bukan ambil alih tugas kewenangan mereka. Tapi mengambil alih kepemimpinan dan manajerialnya. Mudah-mudahan nanti bisa berjalan untuk Kota Lama Semarang," jelasnya.
Selain menyindir beberapa CEO BUMN yang aset gedungnya mangkrak di Kota Lama Semarang, Ganjar juga memaparkan beberapa proses pembangunan infrastruktur di Jateng, sarana transportasi, pembangunan bandara dan lainnya. Usai memaparkan pembangunan di Jawa Tengah Ganjar kemudian bertukar cinderamata dengan Menteri BUMN Rini Soemarno. Kemudian bernyanyi bersama dengan beberapa CEO BUMN.