Gatot Nurmantyo: TNI tak mudah terpancing situasi Laut China Selatan
Indonesia mengimbau semua pihak untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan tensi di Laut China Selatan.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendukung keputusan pemerintah dalam menghadapi situasi di Laut China Selatan. Pihaknya tidak akan mudah terpancing dan tetap berperan menciptakan kondisi damai di wilayah tersebut.
"TNI segaris dengan kebijakan politik luar negeri Pemerintah. Pemerintah sekuat tenaga mewujudkan di Laut China Selatan peace (perdamaian) and stability (stabilitas). Aman dan damai," kata Gatot Nurmantyo di acara Temu Kader FKPPI di Stadion GOR Ken Arok Malang, Sabtu (28/11).
Pemerintah Indonesia, kata Gatot, mengimbau semua pihak untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan tensi instabilitas di Laut China Selatan.
Seperti diketahui, kebijakan pemerintahan Partai Kuomintang yang kini berkuasa di Taiwan menafsirkan wilayah China mencapai 90 persen Laut China Selatan. Guna memperkuat klaim tersebut, China membangun pangkalan militer yang megah dan besar di Kepulauan Spratly.
Meski mendapat protes dari negara-negara yang bersengketa, China bergeming dan tetap mengerahkan kapal-kapal perangnya ke wilayah tersebut. Kondisi ini membuat TNI mulai memperhitungkan potensi konflik di Laut China Selatan, apalagi kian merembet ke Natuna.
"Ya ada patroli latihan (perang), kita tidak (ikut). Indonesia akan berusaha mewujudkan di Laut China Selatan aman dan damai," tegasnya.
Kendati demikian, Gatot dengan tegas mengatakan bahwa Indonesia tidak dalam situasi terancam. Tetapi pihaknya dalam situasi yang siap jika ancaman itu memang datang.
"Indonesia tidak merasa terancam, kita semua siap menghadapi ancaman. Kan sudah diakui kalau Natuna punya Indonesia," pungkasnya.