Gempa tremor di Gunung Slamet kembali terdeteksi
Ada suara gemuruh dari Gunung Slamet.
Aktivitas gempa tremor di gunung tertinggi Jawa Tengah, Gunung Slamet, kembali terdeteksi setelah beberapa waktu lalu gunung tersebut diberikan status waspada. Meski begitu, status Gunung Slamet masih waspada dan tetap dipertahankan dan pelarangan aktivitas tetap pada radius dua kilometer dari puncak.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet, Sudrajat mengatakan gempa tremor terpantau setelah sekian lama tidak terdeteksi. Gempa tremor terjadi pada Sabtu (21/3) malam sekitar pukul 23.34 WIB hingga Minggu pukul 00.00 WIB.
"Gempa tremor berlangsung sekitar setengah jam dengan amplitudo 3-12 milimeter. Gempa tersebut terjadi karena gempa hembusan yang terus menerus," katanya, Minggu (22/3).
Berdasarkan data dan pengamatannya dari Pos Pengamatan Gunung Slamet di Pemalang, selain gempa tremor, juga terdeteksi gempa embusan yang terjadi selama 24 jam.
"Selama 24 jam dari Sabtu pukul 06.00 WIB hingga Minggu pukul 06.00 WIB telah terjadi 949 gempa hembusan. Selain itu, teramati embusan asap putih dari puncak Gunung Slamet berketinggian sekitar 300-500 meter," ujarnya.
Meski begitu, status Gunung Slamet dipastikan masih waspada dengan ketentuan tidak boleh ada aktivitas dalam radius dua kilometer. Sementara itu, Kepala Dusun di Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang, Banyumas, Wasirun mengaku mendengar suara gemuruh dari arah Gunung Slamet.
"Sekitar hari Sabtu kemarin, terdengar suara gemuruh dari arah Gunung Slamet. Suara gemuruh tersebut berbeda dengan dentuman yang sempat terdengar minggu lalu. Tetapi, masyarakat di sini masih tetap tenang karena suaranya belum seperti pada saat Gunung Slamet berstatus siaga dulu," tandasnya.