Gerakan Stop Melonte, cara ampuh bebaskan salon dan pijat plus
Selain faktor sosial dan ekonomi, kata Arie, moral konsumen juga menjadi salah satu penyebab utamanya.
Salah satu bisnis yang tumbuh subur di Jakarta adalah gerai pijat dan salon-salon. Tidak sedikit bisnis itu hanya papan nama saja, namun di dalamnya banyak dilakukan praktik prostitusi secara terselubung.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta, Arie Budiman mengaku amat prihatin terhadap menjamurnya salon yang di dalamnya melakukan praktik prostitusi. Bahkan, kata dia, saat melakukan razia atau inspeksi mendadak (sidak) ke salon-salon, pihaknya sering kali kucing-kucingan.
"Kami memang kucing-kucingan gitu mengawasi, tapi karena sudah terlanjur bocor ya kadang pas kami datang bersih itu tempat," ujar Arie, Jakarta, Minggu (3/11).
Saking banyak dan menjamurnya salon-salon plus, pihaknya sampai kewalahan. Pasalnya, salon plus-plus dan menawarkan nafsu birahi tersebut merupakan sindikat jaringan. "Bisnis prostitusi itu memang ada sindikatnya. Mereka memanfaatkan keberadaan industri pariwisata," tegas Arie.
Untuk meminimalisir dan menekan bisnis salon esek-esek, Arie menegaskan, pihaknya bakal bekerja ekstra keras. Diperlukan dukungan dan kerja sama semua unsur. Beberapa faktor muncul dan memicu banyaknya salon esek-esek. Selain faktor sosial dan ekonomi, kata Arie, moral konsumen juga menjadi salah satu penyebab utamanya.
"Ada satu cara paling ampuh menghilangkan itu semua. Saya sebutnya GSM yakni Gerakan Stop Melonte. Karena apapun dibilang itu kan kembali ke diri sendiri. Karena bisnis itu kan transaksional dan individual," jelas Arie.
Seperti diketahui, Jakarta banyak dan menjamur bisnis salon-salon kecantikan. Salon yang seharusnya memiliki peralatan lengkap, tapi para kapster-kapsternya malah tak bisa memangkas rambut.
"Pangkas rambut enggak bisa, yang penting di sini bisa puaskan lelaki," ujar Ria (bukan nama sebenarnya) seorang kapster dan pekerja seks komersil di salah satu pasar kawasan Jakarta Selatan saat berbincang dengan merdeka.com.
Ria mengaku menjadi pekerja di salon tersebut baru beberapa bulan saja. Dia nekat terjun ke dunia kelam tersebut lantaran terjepit masalah ekonomi. "Aku punya anak kembar masih kecil-kecil. Suami sudah pergi kita bercerai," cerita wanita yang memiliki tinggi sekitar 160 cm itu.