Gubernur Bali Sebut 60 Persen Pasien Terpapar Covid-19 Karena Belum Divaksinasi
Ia juga menyampaikan, dalam rangka pencapaian penanganan Covid-19 menjadi lebih baik dan cepat, sehingga munculnya kasus baru Covid-19 lebih cepat menurun, maka dihimbau kepada seluruh komponen masyarakat Bali agar tertib dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Peningkatan kasus Covid-19 di Bali cukup tinggi karena adanya varian delta dan untuk penanganan pasien hingga saat ini masih bisa ditangani. Gubernur Bali Wayan Koster menerangkan, untuk penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit juga memerlukan oksigen yang terus meningkat secara drastis.
"Namun, berkat dukungan kuat Pemerintah Pusat kebutuhan oksigen di semua rumah sakit dapat dipenuhi sehingga tidak berisiko tinggi bagi pasien," kata Koster, di Denpasar, Bali, Jumat (30/7).
-
Bagaimana Presiden Jokowi terbang menuju Bali? Jokowi dan rombongan lepas landas menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 13.15 WIB.
-
Kapan Presiden Jokowi terbang menuju Bali? Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Provinsi Bali dalam rangka menghadiri Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2, pada Minggu, 1 September 2024.
-
Apa yang diresmikan oleh Etihad Airways di Bali? Pendaratan ini menandai peluncuran layanan reguler antara Abu Dhabi dengan Bali.
-
Siapa saja yang mendampingi Presiden Jokowi terbang ke Bali? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden Jokowi dalam penerbangan menuju Provinsi Bali adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana, serta Plh. Sekretaris Militer Presiden Brigjen TNI Heri Purwanto.
-
Kenapa Presiden Jokowi pergi ke Bali? Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Provinsi Bali dalam rangka menghadiri Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2, pada Minggu, 1 September 2024.
-
Apa yang dilakukan Nia Ramadhani di Bali? Baru-baru ini, Nia Ramadhani melakukan perjalanan ke Bali untuk mengikuti acara half marathon di sebuah resor mewah.
Ia juga menyampaikan, untuk program vaksinasi di Bali telah berjalan dengan relatif lancar dan sukses, yaitu sebanyak 3 juta penduduk dari target yang divaksin 70 persen dari jumlah penduduk Bali sudah mengikuti vaksin suntik ke-1, bahkan sudah mencapai melebihi target yaitu sebanyak 3.046.886 orang atau 101,70 persen sudah mengikuti vaksin suntik ke-1.
Sedangkan, yang sudah mengikuti vaksin suntik ke-2 baru sebanyak 807.838 orang atau 26,96 persen. Menurutnya, pencapaian ini merupakan persentase tertinggi di Indonesia, berkat dukungan kuat Pemerintah Pusat yang sudah mengalokasikan vaksin sebanyak 4,6 juta dosis atau 76,7 persen dari 6 juta dosis vaksin yang diperlukan untuk 2 kali suntik.
"Mulai akhir bulan Juli 2021 dilakukan percepatan vaksinasi suntik ke-2, dengan target pada akhir bulan September 2021 sudah selesai tuntas. Untuk itu akan dilakukan koordinasi dan komunikasi secara intensif kepada Pemerintah Pusat agar Bali memperoleh tambahan jumlah vaksin sebanyak 1,4 juta dosis," imbuhnya.
Selain itu, ia menyampaikan Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten serta Kota se-Bali saat ini mulai menerapkan kebijakan karantina terpusat.
"Sesuai arahan Bapak Menko Maritim, yang pelaksanaannya dikoordinir oleh Pangdam IX/Udayana bersinergi dengan Polda Bali, masing-masing beserta jajaran. Pelaksanaan karantina terpusat dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19 dalam lingkungan keluarga dan mengurangi laju penambahan kasus baru Covid-19 klaster keluarga," ujarnya.
Sementara, berdasarkan penelusuran, orang yang terkena Covid-19 sebanyak 40 persen sudah divaksin dan sebagian besar yaitu sebanyak 60 persen belum divaksin.
Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa vaksinasi sangat efektif mengurangi resiko penularan Covid-19. Pasien Covid-19 yang meninggal sebanyak 7 persen sudah divaksin, dan sebagian besar yaitu sebanyak 91 persen belum divaksin.
"Ini, menjadi bukti bahwa vaksinasi sangat efektif mengurangi resiko kematian bagi pasien. Data juga menunjukan bahwa pasien Covid-19 yang meninggal, sebagian besar yaitu sebanyak 63,0 persen karena penyakit bawaan (komorbid) dan sebanyak 37,0 persen bukan karena penyakit bawaan (bukan komorbid)," ujarnya.
Selain itu, hasil penulusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa penyakit bawaan yang mengakibatkan meninggalnya pasien Covid-19 adalah penyakit gula atau diabetes melitus sebanyak 28,1 persen, penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi sebanyak 17,9 persen, penyakit gagal ginjal sebanyak 17,9 persen, penyakit jantung sebanyak 11,1 persen, penyakit paru-paru sebanyak 9,3 persen, sisanya karena jenis penyakit lain.
"Untuk, mempercepat upaya penanganan Covid-19, sesuai arahan Bapak Menko Maritim dan Investasi dilaksanakan peningkatan target pelacakan orang kontak erat (tracing) dan testing, minimum 8 orang kontak erat untuk setiap 1 kasus baru Covid-19," ujarnya.
"Program ini, dikoordinasikan oleh Pangdam IX/Udayana bersinergi dengan Polda Bali, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten serta Kota, perguruan tinggi bidang kesehatan, rumah sakit Pemerintah dan Swasta, serta relawan," ujarnya.
Kemudian, untuk target tracing yang dicapai sebanyak 8.000 hingga 10.000 orang per hari, dinamis sesuai dengan kasus baru yang muncul dalam 1 hari.
Maka, dengan ditingkatkannya target jumlah tracing dan dilanjutkan dengan testing Rapidtest Antigen dan Swab PCR, maka secara langsung akan diikuti dengan meningkatnya jumlah kasus baru Covid-19.
"Tindakan ini, merupakan upaya yang terbaik guna mencegah laju meningkatnya penularan Covid-19 di tengah-tengah masyarakat," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, dalam rangka pencapaian penanganan Covid-19 menjadi lebih baik dan cepat, sehingga munculnya kasus baru Covid-19 lebih cepat menurun, maka dihimbau kepada seluruh komponen masyarakat Bali agar tertib dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan sesuai Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 12 Tahun 2021.
Yaitu, selalu memakai masker dengan benar, mencuci tangan, menjaga jarak atau tidak berkerumun, mengurangi bepergian, meningkatkan imun, dan mentaati aturan.
"Sayangi diri sendiri, keluarga, dan sahabat anda. Selamatkan jiwa diri sendiri, keluarga, dan sahabat anda. Mengikuti program vaksinasi untuk suntik ke-1 dan suntik ke-2 sesuai jadwal di wilayah masing-masing. Bersedia, dan aktif menjalani tracing dan testing ketika bersentuhan dengan orang yang terkena Covid-19," ujar Koster.
Baca juga:
Cegah Klaster Keluarga, Gubernur Bali Tak Izinkan OTG Covid-19 Lakukan Isoman
Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin, Ini Aturan Baru Perjalanan di Bandara Kualanamu
Gubernur Bali: Kasus Covid-19 Akibat Varian Delta Meningkat
Jokowi : Tanpa Terprediksi Muncul Varian Delta, Langsung Kasus Positif Covid-19 Naik
Pedagang Cilok Menangis Sesenggukan di Balik Gerobak, Penyebabnya Bikin Terharu
Pemprov Riau Rombak Asrama Haji Jadi RS Darurat Covid-19