Gubernur Jelata diluncurkan di tengah hujan, Ganjar jatuh belepotan
Gubernur Jelata diluncurkan di tengah hujan, Ganjar jatuh belepotan. Yang dikawal mobil paling depan, padahal saya paling belakang. Ketika mobil saya mau menyalip malah dihalangi dan bodi mobil digedor. Pas saya buka jendela, salah satu dari mereka marah-marah lalu meludahi saya. Pas kena di muka," kata Ganjar.
Gerimis masih mengguyur Dusun Carikan, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Sabtu (17/12) siang. Presiden Komunitas Lima Gunung Sutanto Mendut beberapa kali melihat jam. Sebentar lagi acara harus dimulai, tapi langit belum juga beranjak terang.
Tepat pukul 14.00, Tanto nekat. Ia memimpin kirab naik bukit sejauh 500 meter menuju Candi Gunung Wukir. Hujan malah semakin menderas. Jalan setapak dari tanah itu semakin licin dan mengkhawatirkan.
Mereka terus melaju. Tak cuma masyarakat. Ada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Anggota BPK Sapto Amal Damandari, serta beberapa pejabat Pemkab Magelang dan seniman.
Kirab itu adalah prosesi pembuka peluncuran buku Gubernur Jelata karya Agus Sunandar. Pantas saja Ganjar ikut datang karena buku yang ditulis pria jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini adalah tentang Ganjar.
Ya, Agus Becak, sapaan akrabnya, menulis kisah-kisah tak biasa dari Ganjar. Tak hanya unik dan lacu, beberapa cerita mungkin tabu bagi sebagian orang. Mungkin karena itu, Agus Becak meluncurkan bukunya di lokasi yang bisa dibilang tak masuk akal. 'Orang gila' mana lagi yang mau meluncurkan buku di situs kuno di atas bukit, di tengah deras hujan?
Setelah jalan menanjak sekitar 500 meter, seluruh pengisi acara dan tamu undangan sampai di Gunung Wukir. Teaterawan Landung Simatupang memulai acara dengan monolog 'Maaf untuk Brexit'. Materinya mengambil dari salah satu tulisan di buku Gubernur Jelata.
Berturut-turut kemudian, orasi budaya sastrawan Bhre Redhana dan puisi "Memotong Tangan Ketidakadilan" dari sastrawan Triyanto Triwikromo. Tanto Mendut tak ketinggala menjelaskan pentingnya situs Gunung Wukir sebagai leluhur Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Acara dipuncaki repertoar bertajuk "Jejak Ratu Adil Ragam Hayati"; Sebuah kerja kolaborasi teater, musik, tari, sastra, dan seni rupa dalam merespon situs Prasasti Canggal.
Ganjar Nampak menikmati sepanjang pagelaran. Dia tertawa-tawa ketika mendengar Tanto Mendut berdoa agar hujan turun ketika acara dan Ganjar terpeleset jatuh ketika naik atau turun Gunung Wukir.
"Awalnya saya menolak ditulis karena menduga isinya hanya puja-puja. Ternyata Mas Agus ini unik, dia memperhatikan hal-hal kecil tentang saya," kata Ganjar dalam sambutannya.
Dengan gayanya yang kocak, Ganjar juga menyampaikan satu cerita yang belum ada di buku. Saat itu beberapa hari setelah dia dinobatkan menang pemilihan gubernur tahun 2013, Ganjar diundang ke desa petani tembakau di Temanggung.
Lokasi desa berada di atas gunung sehingga rombongan Ganjar yang terdiri dari tiga mobil Innova hitam dijemput rombongan bermotor. Rupanya para penjemput tidak tahu Ganjar di mobil yang mana.
"Yang dikawal mobil paling depan, padahal saya paling belakang. Ketika mobil saya mau menyalip malah dihalangi dan bodi mobil digedor. Pas saya buka jendela, salah satu dari mereka marah-marah lalu meludahi saya. Pas kena di muka," katanya disambut tawa orang-orang.
Dia menilai, buku 'Gubernur Jelata' ini menunjukkan dirinya sebagai manusia biasa. Bahwa Ganjar juga bisa marah dan kesal, kelaparan lalu jajan di warung sembarang, atau kebelet pipis lalu nekat kencing di rumah penduduk.
"Namanya manusia itu tempatnya segala yang kurang. Mudah-mudahan masyarakat bisa melihat sisi manusia dari seorang Ganjar Pranowo yang biasa-biasa saja," katanya.
Apa yang dikatakan Ganjar mendapat konfirmasi usai acara. Jalan tanah yang terguyur air berubah jadi lumpur yang sangat licin. Banyak orang, dari warga, pejabat, hingga wartawan yang terpeleset jatuh sehingga pakaiannya belepotan.
Tak terkecuali Ganjar. Ketika gubernur jatuh, orang-orang kaget bukan kepalang. Tapi Ganjar malah tertawa-tawa. "Wah, dongane Tanto kabul," katanya.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Kapan pengumuman calon wakil presiden Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
-
Bagaimana penampilan rumah Ganjar Pranowo? Rumah itu terlihat memiliki halaman yang cukup hijau dan memiliki taman kecil di bagian depan. Menariknya, tak ada pagar tinggi di halaman depan rumahnya. Walaupun taman itu hanya berukuran kecil, namun rumah itu tetap tampak cantik.
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
Baca juga:
Hadiri peluncuran buku, Ganjar malah jatuh terpeleset
Ganjar Gila, dari Ndorong Mobil Hingga Ditabrak VW Bule
Ketika Ganjar pakai ikat pinggang rafia & diusir Satgas PDIP
Aksi Ganjar berani & kontroversial, integritas atau pencitraan?
Gus Dur dan Ganjar, sama-sama lucu dan kontroversial