Gunung Agung Kembali Erupsi
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 milimeter dan durasi 2 menit 32 detik. Kolom abu tidak teramati, suara gemuruh terdengar sampai pos pengamatan.
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali erupsi pada Kamis (28/3) petang. Dari catatan PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Agung, untuk tinggi kolom abu tidak teramati.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 milimeter dan durasi 2 menit 32 detik. Kolom abu tidak teramati, suara gemuruh terdengar sampai pos pengamatan.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Dimana letak Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
Saat ini, Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga). Masyarakat di sekitar Gunung Agung, mulai dari pendaki, pengunjung dan wisatawan agar tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.
Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landasan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Baca juga:
Gunung Agung Kembali Erupsi, Kolom Abu Tak Teramati karena Mendung
Gunung Agung Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 1.000 Meter
Tersesat di Gunung Agung, WNA Asal Rusia Ditemukan Selamat
Gunung Agung Erupsi, Terlihat Semburan Api Pijar
Penelitian Ilmuwan Inggris Disebut Bisa Ramal Gunung Agung Bali Meletus
Gunung Agung Erupsi, Status di Level Siaga
Ini Hasil Analisa PVMBG Terkait Dua Kali Erupsi Gunung Agung