Hadir di kampanye Donald Trump, Setya cs permalukan rakyat Indonesia
Berbagai kecaman datang dari sejumlah politisi dan masyarakat Indonesia.
Hadirnya Ketua DPR RI, Setya Novanto (Setnov) dan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon dalam kampanye bakal calon Presiden Amerika Serikat dari partai Republik, Donald Trump menuai polemik. Kedatangan Setnov cs pada kampanye Trump dianggap telah mempermalukan rakyat Indonesia.
Berbagai kecaman datang dari sejumlah politisi. Bukan tanpa alasan, protes keras ditujukan kepada Setnov dkk, pasalnya, saat ikut berkampanye dengan Trump, beberapa anggota DPR malah asik selfie dengan wanita.
Apa lagi, Trump yang dikenal sebagai sosok rasis dan anti imigran memperkenalkan Setnov dan anggota DPR lainnya kepada simpatisan Trump saat kampanye itu berlangsung. Padahal, awalnya lawatan mereka ke AS untuk menghadiri Konferensi Dunia IV Pimpinan Parlemen Dunia di markas PBB yang berlangsung 31 Agustus-2 September.
Tak sampai di situ, atas perbuatannya, Setnov dan Fadli diminta mundur dari jabatannya. Hal itu terbukti dari sebuah petisi yang muncul dari sebuah situs yang meminta agar keduanya mengundurkan diri. Bahkan, sampai sejauh ini petisi itu sudah ditandatangani oleh ribuan orang.
Berikut kecaman yang disampaikan oleh sejumlah pihak atas sikap Setnov cs yang dirangkum merdeka.com;
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
Setya cs menyakitkan hati Indonesia
Anggota DPR RI Komisi VIII dari Fraksi PKB Maman Imanul Haq merasa malu terhadap tingkah laku para pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dan Fadli Zon karena menghadiri jumpa pers kampanye yang digelar bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump. Dia pun merasa sakit hati.
"Ini perlakuan yang memalukan bahwa DPR brengsek dan harus dibubarkan. Saya berusaha untuk melahirkan undang-undang yang berkualitas. Tapi orang hanya melihat ketua dan pimpinannya jalan-jalan dan selfie bersama wanita, ini memalukan sekali. Ini sungguh menyakitkan hati, bukan mencerminkan sebagai anggota dewan," kata Maman dalam konferensi pers di Bakoel Coffee Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/9).
Sementara itu, Anggota komisi II dari Fraksi PDIP, Budiman Sudjatmiko pun meminta pertanggungjawaban dari keduanya. "Ini sungguh memalukan dan kami akan meminta pertanggungjawabannya," ujar Budiman.
Kedua orang tersebut, kata Budiman, telah memalukan DPR juga warga negara Indonesia. "Misalkan saya sama salah satu calon Bupati, saya hadir pasti saya akan dikritik. Apalagi dia, maupun sama Bill Clinton atau apapun berdiri di sana sebagai ketua dewan," katanya.
Selain itu, politisi PDIP lainnya Rieke Diah Pitaloka juga merasa malu dengan ulah kedua pimpinan DPR itu. "Saya tidak tahu kedua orang tersebut itu pencitraan atau apa. Yang pasti saya malu karena dia anggota DPR," kata Rieke.
Bikin malu, hak warga negara Setya cs bisa dicabut
Anggota DPR dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu mengecam dua pimpinan DPR Setya Novanto dan Fadli Zon menghadiri jumpa pers kampanye yang digelar bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump. Sebab, lawatan mereka ke AS sedianya untuk menghadiri Konferensi Dunia IV Pimpinan Parlemen Dunia di markas PBB yang berlangsung 31 Agustus-2 September.
"Di sini, posisi kedua orang tersebut sebagai apa?" ujar Adrian Napitupulu, di Bakoel Coffee Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/9).
Menurut dia, hak warga negara Setya Novanto dan Fadli Zon bisa dicabut karena diduga membela kepentingan politik luar negeri.
"Kalau ketua DPR berperang untuk politik luar negeri harusnya warga negaranya dicabut. Kenapa warga negara Indonesia perang untuk luar negeri? Berati ini ada kepentingan di luar dan dalam negeri," tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Adian juga merasa kasihan kepada Ketua Umum Partai Gerinda, Prabowo Subianto. Karena, lanjut Adian, setiap Prabowo berpidato selalu tentang bangsa dan negara.
"Mungkin kalau Prabowo diwawancara dia pasti jawab 'Sakitnya tuh di sini," pungkasnya.
Setya bakal dilaporkan ke MKD
Para anggota DPR akan melaporkan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada Senin (7/9) sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka yang bakal melaporkan adalah Maman Imanul Haq, Adian Napitupulu, Budiman Sudjatmiko, Charles Honoris dan Diah Pitaloka.
"Kita sepakat untuk bawa ke anggota dewan. Senin kita akan antar (melapor) pukul 12.00 WIB, minimal lima orang ini ke anggota dewan," ujar politikus PDIP Adian Napitupulu di Bakoel Caffee Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/9).
Adian menganggap ulah kedua pimpinan DPR itu sebagai sebuah kejahatan. "Kejahatan harus segera ditindaklanjuti," pungkasnya.
Sementara itu, politisi PDIP lainnya Diah Pitaloka mengatakan, dalam Pasal 292 peraturan DPR RI tentang Kode Etik disebutkan setiap anggota dewan selama menjalankan tugas harus menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas DPR.
"Kita jangan membiarkan saja, harus ditindak lanjuti ke MKD, terutama kehormatan bangsa. Ini merupakan pelanggaran yang serius dilakukan oleh kedua pimpinan DPR RI," tambahnya.
Setya cs dianggap lecehkan kedaulatan Indonesia
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai peristiwa yang terjadi dalam pertemuan pimpinan DPR dengan bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai bentuk pelecehan terhadap kedaulatan bangsa Indonesia.
"PPP menyesalkan kejadian tersebut," kata Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya M Romahurmuziy usai pelantikan pengurus PPP Sumut di Medan, Sabtu (5/9).
Menurut Romi, sapaan akrab Romahurmuziy, praktik pelecehan terhadap kedaulatan bangsa tersebut dapat terlihat jelas jika menyimak secara seksama tayangan pertemuan pimpinan DPR dengan Donald Trump.
Jika dilihat betul tayangan tersebut, yang ada justru muncul kesan jika Ketua DPR Setya Novanto seolah-olah hanya pelengkap dalam pertemuan itu. Padahal, Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia yang mampu menerapkan demokrasi dengan benar.
Dalam pertemuan tersebut, Donald Trump sudah selesai melakukan konferensi pers, lalu kembali ke podium untuk memperkenalkan pimpinan DPR RI.
Perilaku dan perkataan Donald Trump tersebut dinilai basa-basi. "(Donald Trump) kembali lagi (ke podium) untuk memperkenalkan sesaat, basa-basi yang saya kira tidak perlu," katanya.
PPP akan mendalami peristiwa tersebut secara saksama untuk mengetahui kemungkinan adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan pimpinan DPR.
Namun untuk sementara, PPP hampir dapat memastikan adanya praktik pelecehan terhadap kedaulatan bangsa dalam pertemuan tersebut. Apalagi pertemuan dengan Donald Trump tersebut tidak merupakan agenda resmi pimpinan DPR ke AS.
Karena itu, melalui fraksi, PPP akan meminta masalah itu dibawa ke Mahkamah Kehormatan DPR untuk memastikan hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi di kemudian hari. "Baik dilakukan oleh anggota maupun pimpinan dewan," ujar Romi.
Muncul petisi minta Setya dan Fadli Zon mundur dari jabatan
Sebuah petisi untuk Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil DPR RI Fadli Zon agar mengundurkan diri dari jabatannya muncul di situs change.org. Petisi itu diinisiasi oleh Djati Erna Sahara. Sejak dibuat pada Jumat (5/9) kemarin, jumlah penandatangan petisi terus bertambah hingga mencapai ribuan orang.
Dalam petisi itu dijelaskan alasan kenapa dua pimpinan legislatif diminta untuk mengundurkan diri. Keduanya dianggap telah mempermalukan bangsa Indonesia, pasalnya Setnov dan Fadli mengatasnamakan rakyat Indonesia mendukung Donald Trump sebagai bakal calon Presiden Amerika Serikat dari partai Republik.
Dari pantauan merdeka.com, sekira pukul 00.15 WIB, Minggu (6/9), sudah mencapai 1.446 orang. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.
Banyak yang merespon isi petisi, bahkan dalam komentar sejumlah pihak mengatakan perbuatan pimpinan wakil rakyat itu telah melukai hati rakyat Indonesia.
"Tidak mewakili suara rakyat Indonesia," tulis Fransiska Sijabat.
"Wakil rakyat tak sesuai harapan kita," tulis Eko Purwanto.
"Karena perbuatan mereka merendahkan martabat bangsa Indonesia," tulis Kira Aditya.
Berikut isi petisi yang ada dalam petisi;
'Menpetisi Ketua DPR-RI dan Wakilnya Setya Novanto dan Fadli Zon'
Mereka berdua telah mempermalukan bangsa Indonesia dengan mengatasnamakan rakyat Indonesia mendukung Donald Trump, sosok politisi Amerika yg anti Islam, Rasis dan anti Imigran. Ini menciderai Bangsa Indonesia yg mayoritas muslim, negara kesatuan yg berazaskan pancasila yg menjunjung tinggi toleransi beragama, anti rasis dan ramah. Dengan mendukung petisi ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat menyadari bahwa wakil2 mereka di DPR RI hanyalah manusia manusia yang sama sekali TIDAK MEWAKILI rakyat, melainkan hanya mementingkan diri pribadi dengan mencatut nama seluruh rakyat Indonesia. Kelakuan mereka sangat bertentangan dengan apa yang selama ini mereka gaung2kan bahwa Indonesia harus bebas dari kepentingan Asing, dan bebas dari tekanan siapapun. Tingginya nilai tukar Dolar terhadap Rupiah, sama sekali tdk mengetuk hati ketua DPR dan wakilnya, malah mrk seolah mencari cari jalan keluar demi kantong pribadi dengan mendekati capres Amerika yg bolehjadi mereka harapkan kemenangannya karena dibalik itu ada deal2 yang menguatkan keberadaan mereka. Paksa mereka mundur... jangan ditunda lagi!!!! Sebelum negara asing itu menjajah negri ini lebih dari sekedar melempar dampak kenaikan dolar yang mengguncang perekonomian dunia.