Hafiz dan Asyifa di Polres Bekasi, mengapa bisa tertawa?
Selama diperiksa polisi pelaku tidak tampak menunjukkan penyesalannya.
Pembunuhan yang dilakukan sepasang kekasih Ahmad Imam Al Hafitd alias Hafiz (19) dan Assyifa Ramadhani (19) atau Syifa terhadap Ade Sara Angelina Suroto (19) yang tak lain teman pelaku, merupakan salah satu contoh perilaku masyarakat yang tidak bisa menyelesaikan masalah.
Menurut Kriminolog UI Adrianus Meliala, untuk memecahkan suatu permasalahan setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Tindakan kedua pelaku tersebut termasuk kategori yang ekstrem.
Herannya, selama diperiksa polisi pelaku tidak tampak menunjukkan penyesalannya. Berikut ini 4 indikasi menunjukkan tidak adanya penyesalan dari Hafiz dan Asyifa setelah membunuh Sara.
-
Apa yang dilakukan Dudung Abdurachman di Pekan Raya Jakarta? Eks Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman kedapatan menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Dia memilih untuk berkunjung ke Pekan Raya Jakarta (PRJ).
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Bagaimana Adrian Maulana mengatasi kemacetan di Jakarta? Adrian Maulana lebih prefer jalan kaki dan naik transportasi umum, dari ojol sampe kereta.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
Tertawa saat diperiksa
Penyidik Unit Jatanras Satreskrim Polresta Bekasi, Jawa Barat, mempertimbangkan untuk menghadirkan psikolog guna pendampingan penyidikan terhadap tersangka pembunuh Ade Sara Angelina Suroto.
"Apabila dibutuhkan akan dilakukan pemeriksaan psikologi," ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota, Kompol Nuredy Irwansyah saat ditemui Sabtu (8/3).
Kuasa Hukum Tersangka, Bustomi, psikolog dibutuhkan karena sejauh ini tak tampak penyesalan dari wajah tersangka, meski secara lisan keduanya menyesalinya.
Bahkan, dia melanjutkan, saat diperiksa sempat tertawa layaknya orang tak bersalah. "Saya juga bingung, kok bisa masih tertawa saat diperiksa," katanya.
Kondisi sehat, makan juga enak
Hafiz, kekasih Syifa yang juga pelaku pembunuh Ade Sara Angelina Suroto menjalani pemeriksaan lanjutan penyidik. Hanya saja, hari ini tak ada keluarga yang menjenguk tersangka.
"Kondisi mereka sehat, makannya juga enak," kata Bustami.
Hafiz dan Syifa ditahan sejak Jumat lalu setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuh Mahasiswi UBM, Ade Sara Angelina Suroto dengan cara distrum, cekik, dan disumpal mulutnya pakai kertas koran.
Jenazahnya lalu dibuang di pinggir tol JORR Kilometer 49 Keluarahan Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi pada Selasa lalu sekitar pukul 21.00 WIB. Jasad Mahasiswi psikilogi ini lalu ditemukan petugas derek jalan tol pagi harinya sekitar pukul 06.30 WIB.
Kondisi emosional labil
Kuasa hukum tersangka Bustami yang merupakan anggota dari Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) Kota Bekasi menilai kedua tersangka masih memiliki emosional yang labil. "Saya berharap hal ini bisa menjadi pertimbangan hakim nantinya. Para tersangka masih memiliki pola pikir labil dan mudah emosional," katanya.
Bustami mengaku telah bertemu dengan pihak keluarga para tersangka untuk berdialog seputar penanganan kasus tersebut di pengadilan. Dia mengakui bahwa kasus yang menjerat tersangka masuk dalam kategori yang sulit untuk diupayakan keringanan hukuman.
"Tapi kami akan mencoba yang terbaik untuk melakukan pembelaan di pengadilan nanti," katanya.
Menyesal telah membunuh
Polisi telah memeriksa dua pelaku pembunuh Ade Sara Angelina Suroto, Ahmam Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (19) di Unit Jatanras Satuan Reskrim Polresta Bekasi Kota. Keduanya tampak santai dan tidak ada raut wajah tegang saat berada di kantor polisi.
"Kalau dilihat dari wajahnya, mereka terlihat seperti biasa. Bahkan ketawa-ketawa saat diperiksa," kata Kepala Sub Bagian Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Siswo saat ditemui merdeka.com, Jumat (7/3).
Siswo mengatakan, secara lisan pelaku mengaku menyesal telah membunuh korban. "Ya menyesal lah," ujarnya.
Kedua pelaku setelah membunuh langsung membuang korban di Tol JORR Kecamatan Bekasi Barat. Saat ditemukan, Ade Sara masih mengenakan gelang Java Jazz Festival.