Harga tiket Ancol mencekik rakyat, Ahok diminta turun tangan
"Bisa dibayangkan jika naik motor ke Ancol dengan dua anak, sudah harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 120.000 ribu."
Para pedagang di kawasan Ancol menjerit karena ada kenaikan harga tiket masuk ke kawasan tersebut. Akibatnya para pedagang mengaku mendapatkan omzet lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPD RI dari DKI Jakarta, Dailami Firdaus, meminta agar Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) turun tangan mengatasi permasalahan tersebut.
"Harga tiket masuk Ancol Rp 25.000 per orang dan Rp 20.000 per mobil serta Rp 15.000 per motor sangat memberatkan warga Jakarta. Kami ingin gubernur turun tangan terkait masalah ini," kata Firdaus kepada wartawan, Selasa (25/11).
Menurut Firdaus, belum lagi adanya rencana kenaikan harga tikek masuk Ancol dari sebesar Rp 25 ribu menjadi Rp 30 ribu. Hal tersebut semakin mempersulit warga, setelah sebelumnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga dinaikkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu.
"Dari informasi yang saya dapat, pihak manajemen Ancol akan menaikkan harga jual tiket Ancol lagi sebesar Rp 5.000. Belum lagi, kalau setiap lebaran dan tahun baru pasti harga tiket masuk naik," katanya.
Firdaus menambahkan, melihat masalah ini seharusnya gubernur memperhatikan warganya dan membuat kebijakan untuk menurunkan tarif masuk Ancol.
"Ancol itu kan salah satu ikon wisata DK Jakarta, jadi jangan mempersulit warga untuk berwisata ke sana karena tarif yang tidak terjangkau. Mestinya di waktu tertentu bisa digratiskan bagi mereka yang mempunyai KTP Jakarta," kata Firdaus.
Sementara itu, Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan seharusnya Ahok merespons cepat keluhan para pedagang tersebut.
"Dengan tarif saat ini yang mencapai Rp 25.000 per orang masuk kategori mahal. Bisa dibayangkan jika naik motor ke Ancol dengan dua anak, sudah harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 120.000 hanya untuk melihat laut," kata Sarman.
Menurut Sarman, potensi penurunan pengunjung sangat besar karena rata-rata warga yang berwisata ke Ancol itu adalah kalangan kelas menengah ke bawah. Apalagi, kata Sarman, dengan kenaikan harga BBM yang berdampak pada kenaikan berbagai kebutuhan sehari-hari, akan membuat warga pikir dua kali untuk berkunjung ke Ancol.
"Jika pengunjung semakin sepi maka para pedagang UKM yang ada di kawasan Ancol, omzetnya semakin menurun dan tidak tertutup kemungkinan akan tutup. Ini sudah menyangkut nasib ribuan UKM. Jika perlu kita mengusulkan tarif masuk digratiskan saja, kecuali tarif parkir motor dan mobil," tandasnya.